Suara.com - Produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik atau vape, dan kantong nikotin, menerapkan konsep pengurangan bahaya tembakau (tobacco harm reduction) sehingga memiliki profil risiko 90-95 persen lebih rendah daripada asap rokok, yang telah dibuktikan melalui berbagai kajian ilmiah.
Oleh karen itu, produk tembakau alternatif memiliki potensi besar untuk menekan prevalensi merokok.
Associate Professor di Bagian Kardiologi, Universitas Sapienza Roma, Italia, Giuseppe Biondi Zoccai, mengatakan, bukti ilmiah dari tinjauan sistematis menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif mampu menurunkan prevalensi merokok dibandingkan dengan terapi pengganti nikotin.
“Berkat penerapan konsep pengurangan bahaya tembakau, hasil kajian ilmiah juga membuktikan bahwa produk tembakau alternatif memberikan manfaat bagi perokok dewasa untuk beralih dari kebiasaannya,” jelas Prof. Giuseppe dalam forum diskusi internasional bertajuk 6th Summit on Tobacco Harm Reduction ditulis Rabu (15/11/2023).
Salah satu bukti efektivitas produk tembakau alternatif dalam membantu perokok dewasa beralih dari kebiasaannya juga diungkapkan dalam laporan Cochrane Review pada November 2022.
Laporan tersebut mengatakan bahwa penggunaan rokok elektrik selama enam bulan lebih efektif meningkatkan angka berhenti merokok yang signifikan bagi perokok dewasa daripada terapi pengganti nikotin.
Lebih lanjut, Prof. Giuseppe menjelaskan produk tembakau alternatif dapat menjadi pilihan untuk mengubah gaya hidup demi mencegah risiko penyakit yang terkait dengan kebiasaan merokok. Optimalisasi produk tersebut di kalangan perokok dewasa juga dapat mengurangi prevalensi merokok.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Centre of Research Excellence: Indigenous Sovereignty & Smoking, Dr. Marewa Glover, turut berpendapat adanya kesalahpahaman tentang produk tembakau alternatif. Mispersepsi tersebut dapat menghalangi sebagian populasi perokok dewasa untuk mengurangi risiko yang diakibatkan kebiasaan merokok.
“Kita ketahui bersama bahwa berhenti merokok total sulit dilakukan, dan sebagian perokok dewasa sebenarnya tidak tahu ada alternatif yang lebih rendah risiko. Kita tidak bisa mengabaikan mereka, kita harus lebih fokus pada edukasi kesehatan untuk membantu perokok dewasa beralih dari kebiasaannya,” jelasnya.
Baca Juga: Profil Muntilan, Kota M Cikal Bakal Kisah Gadis Kretek dan Pengakuan Penulisnya
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO), Dimas Syailendra, menjelaskan optimalisasi produk tembakau alternatif sebagai alat bantu untuk menurunkan prevalensi merokok sudah dimanfaatkan oleh berbagai negara, termasuk Inggris dan Swedia. Hasilnya menunjukkan angka perokok di kedua negara tersebut mengalami penurunan.