Suara.com - Sejak Israel terus menerus menyerang Palestina yang memakan banyak ribuan korban dari anak-anak hingga orang dewasa, banyak masyarakat dari berbagai Negara yang melakukan aksi boikot produk Israel. Tak terkecuali pada Unilever. Tahukah kalian Unilever milik siapa?
Aksi boikot produk Israel ini dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina dan menekan Israel agar lekas melakukan genjatan senjata. Unilever pun disebut-sebut masuk dalam daftar produk pro Israel.
Benarkah Unilever terafiliasi dengan Israel? Unilever apakah mendukung aksi agresi Israel? Unilever milik siapa? Apa saja produk Unilever yang ada di Indonesia? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini muncul.
Nah untuk mengetahui jawaban dan penjelasan lengkapnya, simak berikut ini ulasannya yang dirangkum Suara.com dari berbagai sumber.
Baca Juga: Danone Milik Siapa? Produk Air Minumnya Kena Seruan Boikot Diduga Terafiliasi Israel
Profil Unilever
Mungkin masih ada yang belum mengetahui Unilever milik siapa. Jadi CEO Unilever adalah Hein Schumacher. Adapun Unilever ini merupakan gabungan dua perusahaan yakni Margarine Unie dan Lever Brothers.
Kedua perusahaan tersebut bersatu usai Margarine Unie dibeli oleh Lever Brothers tahun 1929-1930. Lever Brothers sendiri adalah sebuah produsen sabun asal Inggris yang didirikan Viscount Leverhulme dan James Darcy Lever.
Sedangkan Margarine Unie yaitu merek produsen margarin yang berasal dari Belanda. Usai diakuisisi oleh Lever Brothers, dua perusahaan tersebut kemudian jadi satu entitas baru dan membentuk perusahaan Unilever.
Tahun 1930-an, Unilever pun mulai melakukan akuisisi pada merek-merek lain. Adapun sejumlah merek terkenal yang telah diakuisisi Unilever yaitu Pepsodent, Lipton Ltd, Chesebrough-Ponds, dan beberapa merek lainnya.
Baca Juga: Korban Boikot Produk Israel, Nestle Indonesia PHK Ratusan Pekerja Alasannya Efisiensi
Namun sejak Israel melakukan aksi genosida terhadap Gaza Palestina, banyak masyarakat yang melancarkan aksi boikot terhadap produk Unilever. Pasalnya, Unilever diketahui pro terhadap Israel.
Sejak Juni 2022, Unilever resmi mengumumkan telah kerja sama dengan perusahaan Israel, yakni Avi Zinger. Perusahaan tersebut memasarkan produk es krim bernama Ben & Jerry.
Hein sebagai CEO baru Unilever sampai saat ini belum mengumumkan sikapnya atas produk es krim tersebut yang berkaitan dengan agresi Israel terhadap Palestina.
Produk Unilever di Indonesia
Terdapat sejumlah produk Unilever yang beredar dan dijual di Indonesia, diantaranya:
1. AXE
2. Bango
3. Buavita
4. Cif
5. Citra
6. Clear
7. Clear Men
8. Close Up
9. Cornetto
10. Dove
11. Feast
12. Glow & Lovely
13. Hellmann’s
14. Jawara
15. Knorr
16. LUX
17. Lifebuoy
18. Lipton
19. Love Beauty & Planet
20. Magnum
21. Molto
22. Paddle Pop
23. Pepsodent
24. Pond’s
25. Pond’s Men
26. Populaire
27. Rexona
28. Rinso
29. Royco
30. SariWangi
31. Seru
32. Simple
33. St. Ives
34. Sunlight
35. Sunsilk
36. Superpell
37. TRESemme
38. The Vegetarian Butcher
39. Unilever Profesional
40. Vaseline Men
41. Viennetta
42. Vixal
43. Wall’s
44. Wipol
45. Zwitsal
Perusahaan Unilever di Indonesia, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) pun terkena imbas aksi boikot Israel. Pergerakan saham UNVR mengalami melemah selama sebulan terakhir.
UNVR menurun sekitar 2,24% seminggu terakhir dan turun hingga 8,88% dalam sebulan ini. Kepemilikan saham UNVR mayoritas berada di tangan Unilever Indonesia Holding B.V. sekitar 85%.
Sisa pemegang saham UNVR dimiliki oleh jajaran direksi dan publik. Sayangnya, baru-baru ini Presiden direktur PT Unilever Indonesia Tbk Ira Noviarti dikabarkan mengundurkan diri dari jabatannya karena alasan pribadi.
Sebagai informasi tambahan, selain Unilever ada juga perusahaan atau merek dagang lainnya yang masuk dalam daftar boikot karena pro Israel. Adapun merek-merek tersebut yaitu Danone, McDonald's, Starbucks, Coca-Cola, Burger King, Pizza Hut, Nestle, dan lain sebagainya.
Demikian ulasan mengenai Unilever milik siapa yang belakangan ini sedang menjadi sorotan karena perusahaan tersebut pro Israel dan masuk dalam daftar boikot. Semoga informasi ini bermanfaat!
Kontributor : Ulil Azmi