Suara.com - Taipan Prajogo Pangestu ditetapkan sebagai orang terkaya di Indonesia berdasarkan data Forbes Real Time Billionaires per Sabtu (11/11/2023). Kekayaannya mencapai USD 38,7 miliar atau Rp607 trilun. Daftar saham yang dimiliki Prajogo Pangestu pun kemungkinan akan banyak diburu karena kenaikan harganya membuat pengusaha energi ini dinobatkan sebagai orang terkaya se-Tanah Air.
Melansir sejumlah sumber, saham yang dimiliki Prajogo Pangestu berasal dari PT Barito Pacific Tbk (BRPT). Saham lain dimiliki Prajogo lewat PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) , dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN). Kelimanya menunjukkan nilai yang fluktuatif di bursa saham.
Penetapan Prajogo Pangestu sebagai individu terkaya Indonesia sebenarnya bisa diprediksi jauh sebelumya. Pada pertengahan 2022 lalu, Prajogo berani membuat gebrakan dengan membeli 33,3% saham Star Energy Group Holding yang sebelumnya dimiliki perusahaan Thailand. Profil Parjogo Pangestu yang berani mengambil keputusan untuk kemajuan perusahaan pun tidak diragukan lagi.
Kini, setelah berhasil mengakuisisi saham dari Thailand, total nilai aset milik Prajodo Pangestu di perusahaan tersebut adalah 440 juta dolar AS atau Rp6,2 triliun.
Baca Juga: EXCL Buka Suara Soal Caplok Saham FREN Diharga Murah Rp50 Per Lembar
Jumlah itu merupakan akumulasi dengan aset Star Energy yang dimiliki oleh PT Barito Pasific Tbk, perusahaan yang dimiliki konglomerat tersebut. PT Barito Pasific memegan 66,6% saham Star Energy.
Artinya, kini seluruh saham Star Energy berada dalam genggaman Prajogo Pangestu. Saat ini Star Energy adalah pemegang proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Wayang Windu, PLTP Salak, dan PLTP Darajat. Ketiganya berada di Jawa Barat.
Profil Prajogo Pangestu
PT Barito Pasific Tbk adalah adalah lini bisnis utama Prajogo Pangestu. Perusahaan ini dirintis oleh Prajogo muda yang sempat bekerja sebagai sopir angkot di Kalimantan Barat. Sebelumnya pria yang lahir dengan nama Phang Djoem Phen di Sambas, Kalimantan Barat itu pernah merantau ke Jakarta setelah lulus SMP namun bernasib tidak beruntung.
Saat menjadi sopir angkot di medio 60-an, Prajogo bertemu dan berkawan baik dengan pengusaha kayu Malaysia Bong Sun On alias Burhan Uray.
Baca Juga: Pemilik Chandra Asri Jadi Orang Terkaya RI Nomer Satu, Hartanya Tembus Rp607 Triliun
Pertemanan itu membawa Prajogo bergabung dengan PT Djajanti Group, perusahaan milik Burhan yang bergerak di bidang kayu. Kerja keras selama menjadi karyawan membuat Prajogo Pangestu memegang jabatan general manager (GM) pabrik Plywood Nusantara Gresik.
Setahun kemudian, Prajogo memulai bisnisnya sendiri dengan membeli CV Pasific Lumber dengan sistem kredit. Pembayarannya lunas hanya dalam waktu satu tahun. Selang beberapa tahun CV tersebut berganti nama menjadi PT Barito Pasific yang bergerak di bidang energi, khususnya pengelolaan panas bumi.
Di era Soeharto, Prajogo Pangestu adalah taipan disegani di Indonesia. Dia dikenal dekat dengan keluarga Cendana. Kedekatan itu membuat Barito Group mengekspansi usaha hingga ke bidang petrokimia, minyak sawit mentah, properti, hingga perkayuan. Kini perusahaan tersebut dikembangkan oleh sang anak Agus Salim Pangestu.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni