Suara.com - Siapa yang memiliki Unilever? Pertanyaan ini belakangan kerap terlontar seiring serangan Israel yang membunuh ribuan orang Palestina di Gaza.
Unilever adalah gabungan dua entitas usaha yaitu Lever Brothers dan Margarine Unie. Kedua perusahaan ini bersatu ketika Lever Brothers membeli Margarine Unie pada tahun 1929-1930.
Lever Brothers, sebuah produsen sabun yang berasal dari Inggris, didirikan dan dikelola oleh dua bersaudara, Viscount Leverhulme dan James Darcy Lever. Sementara itu, Margarine Unie merupakan merek produsen margarin asal Belanda yang terbentuk dari penggabungan empat perusahaan.
Setelah akuisisi oleh Lever Brothers, kedua perusahaan ini secara perlahan bergabung menjadi satu entitas baru. Pada tahun 1930-an, Unilever mulai melakukan akuisisi terhadap merek-merek lain.
Baca Juga: Ramai Seruan Boikot Air Mineral Aqua karena Dinilai Pro Israel, Danone Indonesia Buka Suara
Beberapa merek terkenal yang diakuisisi oleh Unilever, seperti Pepsodent dan Lipton Ltd, telah menjadi familiar bagi banyak orang. Proses akuisisi terus berlanjut hingga akhir tahun 1990an, di mana Unilever juga berhasil mengakuisisi Chesebrough-Ponds.
Profil CEO Unilever
CEO Unilever, Hein Schumacher menjadi yang paling disorot sepanjang perang yang dilancarkan Israel kepada Palestina.
Unilever menjadi salah satu sasaran boikot mengingat perusahaan ini berhubungan erat dengan Israel. Unilever tetap berkomitmen untuk memasarkan produk-produk mereka ke Israel meskipun komunitas global kini menjauhi negara tersebut akibat genosida ke Palestina.
Sejak Juni 2022 lalu, Unilever mengumumkan telah mendesain bisnis baru bekerja sama dengan perusahaan berlisensi Israel, Avi Zinger untuk memasarkan Ben & Jerry, produk es krim unggulan besutan perusahaan tersebut.
Baca Juga: Tiga Relawan Indonesia di Gaza Hilang Kontak, MER-C: Terakhir di Rumah Sakit
CEO Unilever sebelumnya, Alan jope pernah menegaskan bahwa Unilever “berkomitmen penuh” kepada Israel.
Hein yang baru menjabat sebagai CEO sejak Juli 2023 ini pun belum mengumumkan sikap resminya atas produk tersebut berkaitan dengan perang yang terjadi di Palestina.
Sebelumnya, Reuters memberitakan bahwa seorang hakim federal Manhattan menolak gugatan terhadap Unilever Plc (ULVR. L) yang mengklaim perusahaan menyesatkan investor AS karena tidak segera mengambil keputusan terkait Ben & Jerry untuk berhenti menjual es krim di wilayah Palestina yang diduduki Israel.
Namun, produsen Ben & Jerry’s tetap memenangkan gugatan karena dukungan kuat terhadap misi sosial yang dilakukan es krim tersebut.
Profil Hein Schumacher
Hein adalah pemimpin bisnis global dengan rekam jejak yang menakjubkan di industri FMCG. Dia adalah CEO Royal FrieslandCampina, bisnis senilai 11 miliar poundsterling yang beroperasi di lebih dari 40 negara dan dengan produk yang dijual di lebih dari 100 negara dari Januari 2018 hingga Mei 2023. Sebelum ditunjuk sebagai CEO, Hein adalah Chief Financial Officer Royal FrieslandCampinas selama tiga tahun.
Kariernya di industri dimulai jauh ketika Hein bekerja untuk H.J. Heinz selama lebih dari satu dekade. Pada tahun 2008 dia ditunjuk sebagai Chief Strategy Officer, sebelum pindah ke Heinz China pada tahun 2011 sebagai Presiden dan CEO. Pada tahun 2013, ia ditunjuk sebagai Wakil Presiden Eksekutif Zona Asia Pasifik Kraft Heinz dan memimpin perputaran bisnis yang sukses, yang membentang di Cina, Indonesia, India, Jepang, dan Oseania.
Hein juga pernah bekerja di bidang keuangan sebagai Corporate Controller, Asia dan Amerika Tengah untuk Royal Ahold NV. Dia memulai kariernya sebagai Manajer Keuangan di Unilever, bekerja di Jerman dan Belanda.
Hein menjabat sebagai Direktur Non-Eksekutif Unilever sejak Oktober 2022 hingga pengangkatannya sebagai CEO. Dari Januari 2021 hingga Oktober 2022, beliau adalah anggota Dewan Pengawas C&A AG.
Hein meraih gelar Master di bidang Ilmu Politik dan Hubungan Internasional dari University of Amsterdam. Dalam hubungan pribadi, dia hidup bahagia dengan istri dan tiga orang anak.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni