Suara.com - Teka teki kapan merger antara Citilink dan Pelita Air mulai terkuak, pemerintah sendiri belum berani untuk melakukan penggabungan dua maskapai tersebut jika keuangan PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
"Kita akan review sampai akhir tahun apakah Garuda sudah sehat atau belum tahun ini," ujar Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo yang dikutip Antara, Senin (7/11/2023).
Kartika menyampaikan, merger Pelita dan Citilink masih dalam kajian, di mana terdapat dua opsi yakni, Pelita masuk secara license ke Citilink atau bergabung dengan PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney.
Saat ini Garuda dinilai sudah memiliki cashflow yang positif.
Baca Juga: Wamen BUMN Akui Atap Bocor Stasiun Cawang LRT Belum Diuji Coba Saat Hujan
Berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian Garuda Indonesia di kuartal III/2023, kontribusi pendapatan didapat dari hasil penerbangan berjadwal yang meningkat 49,02 persen (year-on-year) menjadi 1,72 miliar dolar AS, penerbangan tidak berjadwal meraih pendapatan sebesar 274,25 juta dolar AS, dan pendapatan lainnya mencapai 234,91 juta dolar AS.
Sejak pertengahan 2023 Garuda Indonesia juga mulai merealisasikan proses delivery lima armada narrow body secara bertahap.
Di sisi lain, optimalisasi jaringan penerbangan akan terus dilaksanakan melalui peningkatan frekuensi penerbangan pada berbagai rute berkinerja positif.