Suara.com - PT Indika Energy Tbk. (INDY) membelanja modal (capital expenditure atau capex)sebesar US$104,9 juta atau sekitar Rp1,62 triliun selama 9 bulan pertama tahun 2023.
Vice President Director dan Group CEO INDY, Azis Armand menuturkan, investasi perusahaan akan fokus pada diversifikasi portofolio bisnisnya ke sektor di luar batu bara. Dia menjelaskan bahwa dari total belanja modal tersebut, 77% atau sekitar US$81,2 juta diarahkan ke bisnis non-batu bara.
"Selama periode 9 bulan 2023, Indika Energy mencatatkan bahwa 77% dari belanja modalnya dialokasikan untuk pengembangan bisnis mineral, kendaraan listrik, dan solusi berbasis alam. Keberlanjutan akan terus menjadi landasan utama dalam seluruh kegiatan usaha dan operasional kami sepanjang tahun 2023 dan seterusnya," kata Azis, dikutip Redaksi Suara.com pada minggu (5/11/2023).
Belanja modal untuk bisnis non-batu bara mencakup proyek Awakmas di Indika Minerals sebesar US$54,4 juta, Ilectra Motor Group sebesar US$6,6 juta, dan Indika Nature sebesar US$9,5 juta.
Baca Juga: Rujuk dengan Aldila Jelita, Indra Bekti Ternyata Belum Temui Mertua Gara-Gara Ini
Selain itu, INDY juga mengalokasikan belanja modal sebesar US$22,8 juta untuk pengembangan bisnis batu bara, termasuk di Indika Indonesia Resources sebesar US$13,2 juta dan Kideco sebesar US$9,6 juta.
Hingga September tahun ini, penjualan INDY mencapai 22,6 juta ton batu bara dari Kideco Jaya Agung, mengalami penurunan sebesar 14,3% dibandingkan dengan penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 26,3 juta ton.
Dari total volume penjualan tersebut, Kideco menjual 6,7 juta ton batu bara atau sekitar 30% untuk kebutuhan dalam negeri, melebihi persyaratan domestic market obligation (DMO) sebesar 25% yang ditetapkan Pemerintah.
Sedangkan volume penjualan batubara untuk pasar ekspor mencapai 15,8 juta ton dengan tujuan utama ke China, India, Taiwan, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Kideco juga mencatat harga rata-rata penjualan sebesar US$75,7 per ton batubara selama 9 bulan 2023, mengalami penurunan sebesar 10,0% dari harga rata-rata US$84,2 per ton pada 9 bulan 2022.
Baca Juga: Indra Bekti dan Aldila Jelita Resmi Rujuk, Ucapan Mertua Terbukti Benar
Pendapatan Indika Energi sepanjang tahun 2023 mencapai US$2,29 miliar atau setara dengan Rp36,5 triliun. Turun 26,64% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$3,13 miliar. Penurunan ini disebabkan volume produksi yang turun dan harga jual rata-rata batu bara.
Akibat penurunan pendapatan, laba bersih INDY juga mengalami penurunan sebesar 72,27%. Laba bersih INDY menurun dari US$338,3 juta menjadi US$93,8 juta atau sekitar Rp1,49 triliun.