Suara.com - Kalangan milenial sudah banyak yang merilik pasar modal, karena beragam kemudahan dan keuntungan yang menggiurkan. Hal ini menjadi daya minat bagi mereka untuk mulai menggarap pasar modal.
Kesimpulan ini hadir dalam kegiatan yang dilakukan Dompet Dhuafa, melalui talkshow Milenial Berwakaf dalam Pasar Modal: Cerdas Spirtual, Cerdas Finansial, di Ruang Seminar Gedung BEI, Jakarta, Jumat, (3/11/2023).
Melihat antusiasme generasi milenial dalam melihat pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berkolaborasi dengan Dompet Dhuafa menerbitkan instrumen sukuk wakaf, yakni CWLS atau Cash Waqf Linked Sukuk, yang merupakan sarana bagi milenial untuk berwakaf dengan mudah.
CWLS dinilai cukup berhasil menggerakan aset wakaf lebih produktif. Adapun RS Mata Achmad Wardi merupakan rumah sakit mata pertama yang dibangun dan dikembangkan berbasis wakaf.
Baca Juga: Jaring Aktivis Terbaik, Dompet Dhuafa: Yuk! Daftar Beasiswa Bakti Nusa
“Wakaf uang melalui Dompet Dhuafa dapat mendorong pembangunan fasilitas umum, seperti rumah sakit, pesantren green tahfidz lido dan lain sebagainya. Cash Wakaf ini sebagian untuk sektor riil, seharusnya porto folio harus masuk sektor riil, contoh beberapa negara sudah menerapkan hal ini seperti di Singapura, Malaysia, Bangladesh dan Turki yang sudah diterapkan dari abad 15,” ujar Rahmad Riyadi, selaku Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republika.
Menurutnya, wakaf saham diharapkan semakin masif dilakukan oleh para investor, atau lebih tepatnya generasi milenial. Rahmat menyebut, Dompet Dhuafa dapat mengupayakan wakaf saham untuk menjadi habit di kalangan para investor, dengann memperbesar porsi kepemilikan atau ownership atau shareholders di perusahaan terbuka.
Hal ini akan membuat dividen saham akan menjadi sumber dana sosial yang produktif, yang dapat diperlakukan sebagai surplus wakaf dan digunakan untuk memberdayakan masyarakat yang tidak mampu (mawkufalaih).
Wakaf saham bisa menjadi pilihan bagi investor muda ataupun milenial dalam berbagi dan menebarkan menafaat yang lebih luas dan berkepanjangan.