Suara.com - PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) menelusuri penyebab adanya insiden banyak mobil yang bocor setelah melewati Jalan Tol Layang MBZ. Terlebih ketikan melewati KM 36 sampai KM 46 Jalan Tol Layang MBZ.
Direktur Utama PT JJC Hendri Taufik menjelaskan berdasarkan penelusuran petugas, kejadian tersebut diakibatkan oleh material besi yang menancap pada expansion joint di lajur 1 atau lajur sebelah kiri.
"Setelah petugas melakukan observasi, dapat kami pastikan bahwa material besi yang tertancap di KM 18+400 tersebut tidak berasal dari elemen jembatan atau infrastruktur jalan. Material besi tersebut berasal dari luar yang berbentuk obeng dan tertancap di karet expansion joint," ujar Hendri dalam keterangannya, Kamis (2/11/2023).
Hendri memastikan, banyaknya kendaraan yang mengalami bocor ban akibat benda asing tersebut. Kendaraan yang terdampak tidak mengalami pecah ban yang dapat berakibat fatal seperti hilang kendali ataupun terguling.
Baca Juga: Sebelum Lengser, Jokowi Mau Tol IKN Rampung Juni 2024
"Sejumlah kendaraan tersebut mengalami kempes ban, karena dari lokasi ditemukannya material besi di KM 18+400, kendaraan masih dapat berjalan sejauh 18-28 KM dari lokasi kejadian dan berhenti di KM 36-KM 46," jelas dia.
Petugas dengan segera melakukan pencabutan material besi yang menancap pada expansion joint dimaksud dan memastikan tidak ada material lain yang berpotensi membahayakan pengguna jalan. Semua lajur di Jalan Layang MBZ dapat dilintasi kembali di hari yang sama, Kamis (19/10).
Untuk memastikan kembali tidak ada material yang berpotensi membahayakan pengguna jalan di Jalan Layang MBZ, petugas kembali melakukan pemeriksaan expansion joint dan permukaan jalan dari KM 10 - KM 48 baik pada jalur menuju Cikampek maupun arah sebaliknya.
Saat ini PT JJC juga tengah memproses klaim ganti rugi pengguna jalan yang mengalami kempesnya ban akibat kejadian ini sesuai dengan prosedur yang berlaku.
"Kami terus melakukan inspeksi expansion joint maupun permukaan jalan tol secara rutin, melakukan perbaikan pada perkerasan jalan, pembersihan jalan tol seperti melakukan penyapuan debu dan pasir di lajur maupun di expansion joint, serta pembersihan saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan air," pungkas Hendri.
Baca Juga: Jokowi Belum Puas Bangun Jalan Tol, Ingin Samakan Seperti China