Suara.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi membeberkan penyebab harga tiket pesawat yang dinilai penumpang masih mahal. Sehingga, hal ini dinilai memberatkan penumpang, karena kondisi keuangan masih dalam pemulihan.
Menurut dia, industri penerbangan aviasi masih belum pulih atau balik kembali pada kondisi sebelum pandemi Covid-19.
Kondisi yang terjadi mulai dari pesawat yang dioperasikan terbatas hingga suku cadang yang juga ikut terbatas membuat para maskapai mengetatkan harga tiket pesawat untuk mengurangi beban operasional.
"Kini di Indonesia semula 650 pesawat, sekarang tinggal 400. Itulah yang terjadi apabila kita ke satu tempat dan tempat yang lain kita kesulitan untuk melakukan penerbangan," ujar Budi saat acara Kompas100 CEO Forum yang dikutip, Kamis (2/11/2023).
Baca Juga: Menhub Ingin Pemda-Swasta Kompak Tingkatkan Layanan Transportasi
Kemudian, lanjut dia, pesawat-pesawat ATR yang melayani penerbangan terpencil juga berkurang, sehingga mengurangi jadwal penerbangan.
"Karena pesawat, katakanlah dikenal ATR, pada daerah-daerah terpencil itu berkurang drastis karena tidak ada suku cadang," jelas Menhub.
Budi menambahkan, penyebab lain yaitu soal harga BBM Avtur yang ikutan alami kenaikan. Padahal, Avtur memberikan kontribusi 40 persen dari beban operasional. Dengan kenaikan harga itu, membuat harga tiket juga alami kenaikan.
"Apabila Avtur itu Pertamina bisa menurunkan dengan harga yang sama dengan Singapura, ini sangat membantu. Terus yang lain-lain, ini bisa kita lakukan untuk sama-sama menurunkan. Kalau cost daripada aviasi ini menurun, maka daya beli mereka untuk membeli atau me-leasing pesawat-pesawat menjadi baik," pungkas dia.