Suara.com - Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) OJK M Ikhsanudin mengatakan perusahaan yang melakukan inovasi di bidang jasa keuangan dengan sentuhan teknologi yang modern atau lebih dikenal dengan fintech, memainkan peranan penting dalam menjaga perekonomian pada momentum Pemilu 2024.
"Ketika tahun depan (2024) Indonesia menghadapi pesta demokrasi yang besar, sarana fintech ini berperan strategis karena akan sangat dibutuhkan oleh masyarakat," kata Ikhsanudin dalam acara media breafing menyambut Bulan Fintech Nasional (BFN) di Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (1/11/2023).
Ia menyampaikan, tahun 2024 merupakan tahun demokrasi di mana ada pemilihan presiden-wakil presiden, diikuti pemilihan legislatif, dan pemilihan kepala daerah.
Selain itu, apabila pemilihan presiden-wakil presiden berlangsung dua putaran, maka akan banyak kegiatan ekonomi yang terganggu karena fokus masyarakat tertuju pada proses kegiatan pemilihan.
Baca Juga: Riset: Generasi Milenial Indonesia Banyak Pakai Pinjol, Shopee Paylater Paling Favorit
Ia mengatakan, pada momentum seperti ini, layanan pinjaman secara daring akan sangat dibutuhkan masyarakat sehingga peluang ini bisa ditangkap perusahaan fintech.
Lebih lanjut, Ikhsanudin mengatakan, mayoritas anggota perusahaan fintech saat ini masih berupa fintech peer to peer lending alias bergerak di layanan peminjaman uang, sedangkan yang lainnya adalah fintech jenis lain seperti fintech crowdfunding, microfinancing, digital payment, dan sebagainya.
"Peer to peer ini yang biasanya banyak diadukan sehingga harus dari awal diperbaiki bersama-sama," katanya.