Suara.com - Emiten pemilik sekaligus pengelola klub sepakbola Bali United, PT Bali Bintang Sejahtera Tbk harus gigit jari karena kondisi keuangan mereka yang babak belur sepanjang kuartal III 2023 ini.
Mengutip laporan keuangan emiten dengan kode saham BOLA ini pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (31/10/2023) diterangkan bahwa perseroan hanya bisa menghasilkan laba bersih Rp2,074 miliar dalam sembilan bulan tahun 2023 ini atau anjlok 93,1 persen dibanding periode sama tahun 2022 yang mencapai Rp29,9 miliar.
Secara rinci kondisi keuangan emiten milik Pieter Tanuri ini sepanjang tahun ini bisa dibilang tak baik-baik saja, dimana pendapatan menyusut 7,7 persen secara tahunan menjadi Rp239,36 miliar pada akhir September 2023. Pasalnya, pendapatan lain-lain anjlok 96,07 persen sisa Rp2,899 miliar. Senada, pendapatan live video streaming dan rekaman video turun 34,5 persen menjadi Rp70,641 miliar.
Untungnya pendapatan manajemen klub komersial naik 59,6 persen secara tahunan menjadi Rp91,238 miliar pada akhir September 2023. Bahkan, pendapatan sponsor agensi olah raga melonjak 140,7 persen menjadi Rp65,073 miliar.
Baca Juga: Penjualan Obat Lesu, Laba Bersih Emiten Kalbe Farma Terpangkas 16,9 Persen
Namun beban operasional bengkak 25 persen secara tahunan menjadi Rp300,74 miliar pada akhir September 2023. Akibatnya, emiten klub sepak bola Bali United menderita rugi operasi Rp61,377 miliar.
Menariknya, BOLA berhasil meraup pendapatan keuangan Rp65,407 miliar atau melonjak 333,3 persen dibanding akhir September 2022. Alhasil, BALI meraih laba sebelum pajak Rp3,974 miliar.
Dengan kondisi tersebut laba per saham melorot ke level Rp0,35 per lembar pada akhir September 2023, sedangkan akhir kuartal III 2022 berada di level Rp5 per saham.