Aksi Boikot Israel Meluas, Sejumlah Negara dan Ilmuwan Tolak Hadiah dari Zionis

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 31 Oktober 2023 | 13:24 WIB
Aksi Boikot Israel Meluas, Sejumlah Negara dan Ilmuwan Tolak Hadiah dari Zionis
Aksi pembakaran bendera Israel oleh sejumlah peserta aksi demonstrasi dalam aksi menolak kedatangan Timnas U20 Israel dalam ajang Piala Dunia U20 di Indonesia. [Suara.com/Faqih]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gelombang boikot Israel kini semakin besar di berbagai negara, gerakan boikot, divestasi, dan sanksi (BDS) terhadap Israel, juga terus muncul di media sosial.

Netizen yang bergerak tanpa komando satu persatu mengungkapkan merk dan perusahaan yang berkaitan dengan Israel untuk kemudian diboikot dari seluruh dunia.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah McDonald's setelah lokasi di Israel menawarkan makanan gratis untuk personel militer.

Gerakan BDS merupakan inisiatif protes non-kekerasan dengan tujuan menggunakan strategi boikot ekonomi dan budaya terhadap Israel, melakukan divestasi finansial dari negara tersebut, serta mendorong sanksi pemerintah untuk memaksa Israel mematuhi hukum internasional dan mengakhiri kebijakan kontroversial terhadap Palestina.

Baca Juga: Kenapa PBB Tidak Membantu Palestina? Ternyata Ini Penyebabnya!

Aksi BDS yang tersebar di berbagai belahan dunia terinspirasi dari erakan anti-apartheid di Afrika Selatan dan gerakan hak-hak sipil di AS yang berhasil memanfaatkan taktik boikot. 

Dikutip dari VOX, Aksi tanpa terorganisasi ini tidak hanya menyasar produk atau perusahaan Israel saja tapi juga semua pihak yang diketahui mendukung serangan Israel terhadap Palestina.

Sejumlah negara yang turut melakukan aksi ini diantaranya Maroko dan Yordania. Meski masyarakat Indonesia juga melakukan hal serupa, aksinya belum semasif warga Maroko yang secara ekstrem memboikot perusahaan yang memiliki hubungan pro-Israel atau menyampaikan pernyataan yang dianggap tidak mendukung perjuangan Palestina. 

Sedangkan di Yordania, warga memilih untuk memboikot merek-merek yang mendukung Israel dan memulai kampanye "Dukungan Lokal". 

Dampaknya, ada banyak orang yang harus keluar dari pekerjaan mereka. Guna mengatasi hal ini, sejumlah komunitas di negara itu mengadakan bursa kerja yang membantu semua kalangan yang terdampak PHK akibat mendukung Palestina.

Baca Juga: Ikut Kena Boikot Di Tengah Agresi Israel ke Palestina, McDonalds Indonesia: Kenyamanan Pelanggan Prioritas Utama

Tidak hanya dari Asia dan Afrika, di Eropa, sejumlah akademisi memutuskan untuk tidak menerima dukungan ataupun uang dari Israel.

Salah satunya Profesor Catherine Hall dari University College London yang menolak dana penghargaan ratusan ribu pounds dari pemerintah Israel atas penelitian yang ia lakukan.

Saat ini, berdasarkan data dari BDS Movement, ada lebih dari 30 organisasi dan negara yang tergabung dalam aksi tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI