Suara.com - Lebih dari 80% industri penelusuran web global atau mesin pencari kini dikuasi oleh Google. Kondisi ini membuat para pemain di industri ini pun gerah dan menuntut hukum atas Google.
Lantas praktik apa yang dilakukan Google hingga bisa memonopoli bisnis ini?
Usut punya usut ternyata Google rela merogoh kocek hingga Rp418 triliun atau US$ 26,3 miliar kesejumlah perusahaan teknologi agar mereka memasang aplikasi software Google Search disejumlah produk teknologi yang dibuat, seperti handphone (HP), laptop hingga gadget yang lainnnya.
Mengutip CNBC International, Senin (30/10/2023) kucuran dana dari Google itu mengalir ke produsen HP seperti Apple, Samsung, dan Motorola serta ke operator seluler di AS seperti AT&T dan T-Mobile yang terungkap dalam persidangan soal praktik monopoli Google.
Baca Juga: Modal Google Maps, Istri Sukses Bongkar Perselingkuhan Suami
Jaksa penuntut dalam persidangan menyatakan pembayaran dari Google adalah bukti upaya Google mempertahankan monopoli dalam bisnis mesin pencari web. Tujuannya adalah memblokir mesin pencari buatan kompetitor.
Mayoritas dari pembayaran US$ 26,3 miliar bermuara di Apple. Sebelumnya, Apple diperkirakan menerima US$ 19 miliar (Rp 302 triliun) kepada 2023 agar Google Search tetap menjadi mesin pencari bawaan di semua perangkat produksi Apple, termasuk iPhone dan Macbook.
"Google membayar miliaran dolar setiap tahun ke distributor, termasuk produsen perangkat ternama seperti Apple, LG, Motorola, dan Samsung; operator seluler besar seperti AT&T, T-Mobile, dan Veriozon; dan pengembang browser seperti Mozilla, Opera, dan UCWeb untuk mengamankan status Google Search sebagai mesin pencari bawaan," sebut Gugatan Departemen Kehakiman AS.
Tudingan ini pun diperkuat dalam laporan keuangan Google yang bertuliskan sebagai "biaya akuisisi trafik" atau TAC. Pada 2021, Google mencatatkan pendapatan US$ 146 miliar (Rp 2.324 triliun) dari bisnis mesin pencarian dengan TAC US$ 26,3 miliar.
Pada 2014, pendapatan Google dari bisnis mesin pencarian adalah US$ 47 miliar (Rp 748 triliun) dengan TAC US$ 7,1 miliar. (Rp 113 triliun). Artinya dalam 7 tahun, bayaran yang dikeluarkan Google untuk mempertahankan Google Search sebagai mesin pencari bawaan naik empat kali lipat.
Baca Juga: Banyak Hoaks Pemilu 2024, Kominfo Gandeng Meta hingga Google
Sementara itu Juru bicara Google menolak memberikan komentar kepada CNBC International. Juru bicara Apple tidak merespons permintaan komentar.