Suara.com - Kawasan Industri Hijau tidak hanya dibangun di wilayah-wilayah memang berdekatan dengan industri. Pengembangan kawasan industri hijau juga dilakukan di daerah-daerah, seperti Jawa Timur.
Industry Business Vice President Schneider Electric, Martin Setiawan mengatakan, Jawa Timur memiliki wilayah yang strategis sebagai sebagai kawasan industri dan hub perdagangan lintas. Maka dari itu, membutuhkan pengelolaan yang terintegrasi, efektif, andal, tangguh dan sustainable.
Salah satu yang dilakukan, bilang dia, dengan digitalisasi, pemanfaatan teknologi otomasi dan transisi energi bersih.
"Schneider Electric mengundang pemangku kepentingan di Jawa Timur untuk berdiskusi dan melihat secara langsung berbagai solusi terkini yang dapat mendukung percepatan transformasi kawasan industri hijau. Perusahaan menampilkan berbagai solusi terintegrasi untuk digitalisasi dan otomasi proses yang berlandaskan pada software centric automation, serta pengelolaan bangunan pabrik yang lebih efisien dan sustainable," ujarnya yang dikutip, Jumat (27/10/2023).
Baca Juga: Pertamina Trans Kontinental Kembangkan Pengelolaan Sampah Berbasis Energi Bersih
Di sisi lain, Martin menyatakan, perusahaan ingin mengundang 50 perusahaan yang ingin memulai perjalanan sustainability-nya untuk mendapatkan assessment EcoConsult secara gratis. Hasil assessment ini meliputi kondisi peralatan, risiko terhadap keamanan dan performa distribusi listrik, solusi untuk mengelola risiko tersebut, rencana perawatan dan pemutakhiran, dan peta jalan transformasi digital.
"Tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi operasionalnya saat ini untuk perencanaan yang lebih tepat sasaran dan terukur," kata Martin.
Sementara, Data Center Business Vice President Schneider Electric, Yana Achmad Haikal menyampaikan, dengan semakin banyaknya perangkat yang terhubung di lingkungan operasional pabrik, terdapat dua hal penting yang perlu dikelola secara tepat oleh pelaku industri, yaitu memastikan keandalan dan performa listrik yang prima, serta pengelolaan data yang lincah, andal dan berkelanjutan.
Micro data center menjadi kebutuhan yang krusial untuk dapat mendukung operator dan manajemen pabrik mengelola data di lingkungan pabrik, menganalisa dan membuat keputusan secara real time, tanpa adanya latensi.
"Sementara itu, rangkaian solusi kelistrikan mulai dari Uninterruptible Power Supply (UPS) hingga software monitoring dibutuhkan untuk meningkatkan visibilitas terhadap arus distribusi listrik, dan keandalan akses listrik tanpa adanya gangguan yang dapat menyebabkan terhentinya kegiatan operasional," kata dia.
Baca Juga: Daftar Proyek Baru yang Digarap BUMN dengan China Senilai Rp 214 Triliun