Suara.com - Menyambut musim tanam, PT Pupuk Indonesia (Persero) terus menjaga ketersediaan stok pupuk bersubsidi mulai dari tingkat produsen (lini I) sampai ke gudang tingkat kabupaten/kota (lini III).
Tercatat, jumlah stok pupuk bersubsidi sebesar 1.453.132 ton per tanggal 23 Oktober 2023 atau setara 275 persen dari ketentuan minimum yang ditetapkan Pemerintah.
“Stok pupuk subsidi saat ini sudah mencukupi, kira-kira hampir 3 kali lipat dari ketentuan minimum Pemerintah atau yang disyaratkan,” demikian ungkap Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi dalam keterangannya, Kamis (26/10/2023).
Jumlah stok pupuk bersubsidi yang mencapai 1.453.132 ton ini terdiri dari pupuk urea sebesar 986.551 ton dan NPK sebesar 466.582 ton. Rahmad menceritakan bahwa ketersediaan stok pupuk bersubsidi terus ditingkatkan lantaran mundurnya musim tanam akibat fenomena El Nino yang menyebabkan musim kemarau panjang di Indonesia.
Baca Juga: Strategi Pupuk Indonesia Kembangkan Industri Hijau di Dalam Negeri
Tidak hanya pupuk bersubsidi, Rahmad mengaku pihaknya juga akan menjaga ketersediaan pupuk non subsidi di seluruh mitra kios pupuk lengkap yang tersebar di Indonesia. Hal ini sejalan dengan arahan Kementerian Pertanian menjelang musim tanam untuk menjaga ketersediaan pupuk non-subsidi.
Kementerian Pertanian menyampaikan bahwa ketersediaan pupuk dan benih menjadi salah satu faktor penting dalam pertanian nasional. Pemerintah menargetkan produksi padi pada awal tahun atau masa panen perdana 2024. Oleh karena itu, sesuai arahan Presiden Jokowi, untuk meningkatkan produksi Kementerian Pertanian menargetkan produksi beras 35 juta ton di tahun 2024, agar dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan tidak lagi impor.
Lebih lanjut Rahmad mengungkapkan bahwa ketersediaan pupuk di 26.000 mitra kios Pupuk Indonesia telah tersedia pupuk bersubsidi dan non subsidi. Selain dari sisi pupuk, Rahmad juga akan mendorong program Makmur untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan pertanian. Melalui program ini, kebutuhan pupuk petani dapat dipenuhi meski dengan produk non subsidi.
Sampai tanggal 23 Oktober 2023, pupuk bersubsidi yang sudah tersalurkan sebesar 5.033.717 ton atau setara 64,1 persen dari RKAP yang sebesar 7.856.951 ton. Adapun untuk pupuk urea yang sudah tersalurkan sebesar 2.968.333 ton dan NPK sebesar 2.037.533 ton.
Stok pupuk bersubsidi yang disiapkan Pupuk Indonesia telah sesuai dengan ketentuan minimum yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian.
Baca Juga: Pupuk Indonesia Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat dengan Program Permaisuri
Adapun petani yang bisa menebus stok pupuk tersebut merupakan petani terdaftar di e-Alokasi atau sesuai Permentan Nomor 10 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian.
Berdasarkan Permentan 10 Tahun 2022, petani yang berhak menebus atau mendapat alokasi pupuk bersubsidi, wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam SIMLUHTAN (Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian), menggarap lahan maksimal dua hektar.
Selain itu, dalam peraturan ini juga menetapkan 9 komoditas strategis yang berhak menerima subsidi pupuk, yaitu padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan kakao.
Sementara itu, Wakil Bupati Sukoharjo, Agus Santosa mengatakan Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu penyangga pangan di Provinsi Jateng dengan indeks pertanaman padi 300 atau 3 kali setahun. Dalam kondisi El Nino, petani Sukoharjo tetap semangat menanam padi, dimana saat ini terdapat standing crop seluas 11.711 hektar.
"Apabila bisa mengamankan standing crop ini, luas panen di bulan Desember 2023 seluas 50.949 hektar. Hasil panen padi petani di Musim Tanam III ini menggembirakan produktivitasnya 8 ton per hektar. Harga jual gabah panenan petani saat ini Rp 7.300 per kilogram," kata Agus.