Suara.com - Kinerja keuangan PT Bank Pembangunan Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) kurang begitu menggemberikan, pasalnya mencatatkan penurunan laba bersih dalam sembilan bulan pertama tahun ini.
Mengutip laporan emiten bank pembangunan daerah ini pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (26/10/2023) BJBR mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,434 atau turun 21,7 persen dibanding periode yang sama tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp1,833 triliun.
Dampaknya, laba per saham dasar melorot ke level Rp136,38 per lembar pada akhir September 2023, sedangkan di akhir kuartal III 2022 berada di level Rp174,24 per helai.
Pasalnya, pendapatan bunga dan syariah turun 15,4 persen secara tahunan menjadi Rp5,233 triliun pada akhir September 2023.
Baca Juga: Buka Kantor di T Tower, Aset Emiten BJBR Tembus Rp180 Triliun
Pemicunya, beban bunga dan bagi hasil melambung 43,03 persen menjadi Rp5,275 triliun.
Sedangkan pendapatan bunga dan syariah hanya tumbuh 6,3 persen menjadi Rp10,509 triliun.
Walau pendapatan operasional lainnya tumbuh 12,4 persen secara tahunan menjadi Rp1,379 triliun pada akhir September 2023.
Di samping itu, emiten bank milik pemerintah daerah Jawa Barat dan Banten ini dapat menekan beban operasional lainnya sedalam 5,8 persen secara tahunan menjadi Rp4,877 triliun pada akhir kuartal III 2023.
Tapi laba operasional tetap turun 22,3 persen menjadi Rp1,735 triliun.
Baca Juga: BJBR Mau Terbitkan Perpetual Bond, Incar Dana Rp1,5 Triliun
Sementara itu, kredit yang diberikan tumbuh 7,4 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp116,63 triliun pada akhir September 2023.
Pada sisi lain, total simpanan nasabah menyusut 0,81 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp121,86 triliun pada akhir September 2023.
Dampaknya, aset turun 1,1 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp179,3 triliun pada akhir September 2023.