Jokowi Masih Tenang Rupiah Hampir Tembus Rp 16.000

Achmad Fauzi Suara.Com
Selasa, 24 Oktober 2023 | 11:16 WIB
Jokowi Masih Tenang Rupiah Hampir Tembus Rp 16.000
Presiden Joko Widodo atau Jokowi berpidato pada Pembukaan KTT ke-3 BRF, Beijing, China, Rabu (18/10/2023). (Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan kondisi perekonomian Indonesia masih stabil, meski nilai tukar rupiah terus jeblok hingga hampir mencapai Rp 16.000. Menurut dia, kondisi Indonesia aman, karena memang pertumbuhan ekonomi dalam negeri masih berada 5%.

Jokowi bilang, kondisi itu perlu disyukuri karena masih tumbuh di tengah pelemahan ekonomi global.

"Kalau melihat pelemahan ekonomi global, kita juga masih bersyukur growth kita masih di atas 5%. Kemudian kalau kita lihat persentase depresiasi mata uang kita juga masih aman. Aman untuk sektor riil, aman untuk sektor keuangan dan aman untuk inflasi,"ujar Jokowi dalam acara BNI Investor Daily Summit 2023 di Hutan Kota by Plataran, Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Sebagaimana diketahui, nilai tukar rupiah nyaris mencapai Rp 16.000 per 1 dolar AS, di mana sesuai data kurs tengah Bank Indonesia rupiah berada di level Rp 15.930 pada Senin (23/10) kemarin.

Baca Juga: Rupiah Anjlok, Harga BBM Pertamina Non Subsisi Masih Tinggi

Sementara, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan faktor-faktor yang membuat dolar AS ngamuk, sehingga membuat loyo nilai tukar rupiah. Bukan karena pengumumnan Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres, tetapi memang karena kondisi perekonomian Amerika Serikat (AS).

Dia menjelaskan, salah satu faktor perekonomian AS tengah goyah yaitu karena tingkat inflasinya masih tinggi. Nah, kondisi itu membuat Bank Sentral AS atau The Fed memberikan aba-aba untuk menaikan suku bunga acuan dalam waktu yang lama.

Sehingga, arus modal yang tadinya masuk ke negara-negara berkembang, kembali pulang ke AS.

"Ini yang menyebabkan banyak terjadinya capital flowing back ke AS, menyebabkan dolar index menguat di 106. Pak Gubernur (Bank Indonesia) sebelumnya mengatakan di 93, berarti dolar AS itu kuat secara global," kata dia.

Baca Juga: Bukan Karena Pengumuman Gibran Cawapres, Ini Faktor Penyebab Rupiah Keok

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI