Suara.com - Gibran Rakabuming Raka kini secara resmi menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024.
Saat ini, Gibran masih menjabat sebagai Wali Kota Surakarta. Gibran yang merupakan anak Presiden Jokowi terpiliha sebagai Wali Kota Surakarta pada tahun 2021 lalu, sehingga ia baru menjabat jabatan tersebut selama kurang lebih tiga tahun.
Menarik disimak, bagaimana pertumbuhan ekonomi di Kota Solo selama era kepemimpinan pengusaha tersebut.
Dalam sebuah wawancara, Gibran mengklaim, pertumbuhan ekonomi di Solo meningkat hingga 6,25 persen pada tahun 2022, berbeda dengan kondisi awal masa jabatannya di mana terjadi penurunan ekonomi sebesar 1,74 persen. Benarkah demikian?
Baca Juga: Erick Thohir Gigit Jari Gagal jadi Cawapres, Sahamnya Ambles 33,38%
Ekonomi Surakarta Selama Era Gibran
Dikutip dari Badan Pusat Statistik (BPS), data terkait menunjukkan bahwa ekonomi Kota Surakarta pada 2022 mencapai Rp55.964,8 miliar berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB), dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,25 persen.
Kinerja ini melampaui pertumbuhan tahun 2021 yang sebesar 4,01 persen. Sektor transportasi dan pergudangan mencatat pertumbuhan tertinggi dengan 131,39 persen, sementara dari sisi pengeluaran, konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga naik sebesar 5,85 persen.
Dalam struktur ekonomi, sektor konstruksi mendominasi dengan kontribusi 25,94 persen, sementara Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mendominasi dari sisi pengeluaran dengan kontribusi sebesar 64,29 persen.
Inflasi selama kepemimpinan Gibran mengalami kenaikan tahunan, mencapai 2,58 persen pada 2021, naik dari 1,38 persen pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2022, tingkat inflasi bahkan sempat meroket hingga 7,03 persen.
Baca Juga: Koalisi Indonesia Maju Deklarasi Prabowo-Gibran, NasDem: Kami Siap Bertarung!
Pada awal 2023, inflasi mencapai 0,32 persen di bulan Januari, naik menjadi 0,48 persen di bulan Februari, kemudian turun menjadi 0,24 persen di bulan Maret.
Selanjutnya, inflasi naik tipis menjadi 0,27 persen pada bulan April. Pada Mei, inflasi turun menjadi 0,19 persen dan kembali menurun menjadi 0,09 persen pada bulan Juni.
Sedangkan pada bulan Juli, inflasi kembali naik menjadi 0,31 persen. Meskipun sempat turun menjadi 0,03 persen pada bulan Agustus, namun kembali meningkat menjadi 0,42 persen pada bulan September.