Saat ini, ada lebih dari 50.000 pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan di luar negeri setiap tahunnya. Orang tua dari pelajar-pelajar ini, termasuk dari sekian konsumen Indonesia yang sering mengirim uang ke luar negeri.
Menurut studi Wise, di tahun 2022, mereka membayar total biaya sebesar Rp 4,03 triliun, termasuk Rp 2,70 triliun untuk biaya transaksi dan Rp 1,32 triliun untuk margin nilai tukar.
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) juga merupakan kelompok masyarakat yang ikut terdampak oleh biaya tersembunyi.
Di tahun 2021, terlihat bahwa negara-negara dengan jumlah TKI terbanyak mencakup negara-negara yang mengirimkan remitansi terbesar ke Indonesia, yakni Arab Saudi (37,5%), Malaysia (25,2%), Uni Emirat Arab (7,5%), dan Singapura (4,1%).
Konsumen-konsumen ini tercatat membayar Rp 7,61 triliun untuk biaya transfer di tahun 2022, termasuk Rp 4,76 triliun untuk biaya transaksi dan Rp 2,84 triliun untuk markup nilai tukar.
Studi ini juga mengungkap bahwa wisatawan Indonesia mengeluarkan total biaya sebesar Rp 3,45 triliun ketika mereka berbelanja di luar negeri, di mana Rp 2,66 triliun disembunyikan dalam bentuk markup nilai tukar.
Kampanye #TransparanBarengWise bertujuan untuk meningkatkan awareness mengenai biaya tersembunyi
Wise meluncurkan kampanye nasional #TransparanBarengWise untuk mendidik masyarakat mengenai biaya tersembunyi dan mempromosikan transparansi harga di seluruh industri.
Kabar baiknya adalah provider telah membuat kemajuan signifikan dalam mengatasi masalah ini, walau masih ada hal-hal yang perlu ditingkatkan.
Baca Juga: Hadirkan Fitur Baru, BTN Mobile Permudah Transaksi Valas
"Warga Indonesia semakin mengincar layanan yang lebih baik, lebih cepat, dan harga yang lebih terjangkau, karena perkembangan internet dan teknologi," kata Elian Ciptono, Country Manager Wise Indonesia, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/10/2023).