Bulan September Ekspor-Impor RI Buntung, Neraca Dagang Masih Untung

Senin, 16 Oktober 2023 | 12:48 WIB
Bulan September Ekspor-Impor RI Buntung, Neraca Dagang Masih Untung
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta. [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kinerja ekspor dan impor Indonesia pada bulan September 2023 boleh dibilang tak begitu menggemberikan pasalnya mengalami penurunan yang cukup dalam alias buntung.

Untungnya kinerja neraca dagang Indonesia masih bisa terselamatkan karena masih mengalami surplus.

Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (16/10/2023) nilai ekspor Indonesia pada bulan September 2023 mencapai US$20,76 miliar atau turun 5,63 persen dibanding ekspor Agustus 2023.

Tak hanya itu jika dibandingkan dengan bulan September 2022 nilai ekspor RI juga anjlok sebesar 16,17 persen.

Baca Juga: Sinyal Ekonomi Dalam Negeri Tak Bergairah, Nilai Impor Indonesia Lesu Darah

Begitu juga dengan nilai impor RI yang mengalami kondisi serupa, dimana nilai impor Indonesia pada bulan September 2023 mencapai US$17,34 miliar, angka ini turun 8,15 persen dibandingkan Agustus 2023 dan anjlok 12,45 persen dibandingkan September 2022.

Sehingga pada bulan tersebut surplus neraca perdagangan sebesar US$3,42 miliar. Dimana surplus neraca perdagangan barang ini naik US$300 juta dari surplus pada bulan sebelumnya.

"Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 41 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi persnya.

Surplus neraca perdagangan RI pada September 2023 ditopang oleh surplus pada komoditas non migas, yakni sebesar US$5,34 miliar.

Adapun komoditas penyumbang surplus utama adalah bahan bakar mineral HS27, lemak dan minyak hewan nabati HS15, dan besi baja HS72.

Baca Juga: Kiamat! Ekspor RI Anjlok Parah di Bulan September 2023, Ini Kata BPS

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI