Sinyal Ekonomi Dalam Negeri Tak Bergairah, Nilai Impor Indonesia Lesu Darah

Senin, 16 Oktober 2023 | 12:29 WIB
Sinyal Ekonomi Dalam Negeri Tak Bergairah, Nilai Impor Indonesia Lesu Darah
Aktivitas bongkar muat peti kemas di terminal peti kemas Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Senin (23/3). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada bulan September 2023 mencapai US$17,34 miliar, angka ini turun 8,15 persen dibandingkan Agustus 2023 dan anjlok 12,45 persen dibandingkan September 2022.

Penurunan nilai impor ini menunjukan permintaan akan barang-barang kebutuhan dalam negeri melemah dan tidak bergairah.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menegaskan impor migas September 2023 turun 2,85%, dibandingkan September 2022. Sementara itu, impor nonmigas September 2023 turun 14,46% dibandingkan September 2022.

Dari sisi nonmigas, impor bahan baku dan barang modal Indonesia mengalami penurunan yang dalam pada September 2023.

Baca Juga: Kiamat! Ekspor RI Anjlok Parah di Bulan September 2023, Ini Kata BPS

"Secara tahunan impor bahan baku/penolong dan barang modal mengalami penurunan terdalam," kata Amalia dalam konfrensi persnya di Jakarta, Senin (16/10/2023).

Bahan baku, secara tahunan, turun terdalam sebesar 14,83% (yoy) menjadi US$ 12 miliar. Sementara itu, barang modal turun 10,01% (yoy) menjadi US$ 1,67 miliar.

Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar September 2023 dibandingkan Agustus 2023 adalah mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya senilai US$401,7 juta (17,95 persen). Sementara peningkatan terbesar adalah garam, belerang, batu, dan semen US$33,3 juta (43,27 persen).

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–September 2023 adalah Tiongkok US$45,68 miliar (32,92 persen), Jepang US$12,36 miliar (8,91 persen), dan Thailand US$7,71 miliar (5,55 persen). Impor nonmigas dari ASEAN US$23,01 miliar (16,58 persen) dan Uni Eropa US$10,66 miliar (7,68 persen).

Baca Juga: Mahalnya Harga Beras dan Bensin Buat Inflasi September 2023 Terbang, Segini Angkanya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI