Suara.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan, dalam pertemuan bilateral antara Indonesia dan China yang akan datang, akan banyak membahas mengenai kelangsungan proyek kereta cepat.
"Kalau di China itu salah satunya memang diskusi lebih dalam keberlanjutan kereta cepat dari Bandung ke Surabaya yang studinya sedang dipelajari," kata Erick dalam konferensi pers di Sarinah, Jakarta Pusat, Sabtu ( 14/10/2023) kemarin.
Sejumlah tema yang dibahas diantaranya infrastruktur, energi dan perdagangan dengan China, sementara dengan Saudi Arabia akan membahas tentang percepatan energi terbarukan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Sabuk dan Jalur (BRI Summit) di Beijing, China, pada 17-18 Oktober 2023.
Baca Juga: Pamerkan Kedekatan dengan Jokowi dan Erick Thohir, Nathan Tjoe-A-On Bersedia untuk Dinaturalisasi?
Menteri Erick menuturkan ingin memperbaiki struktur kerja sama kereta cepat termasuk terkait kepemilikan bunga.
"Karena kalau kita mau menjadi negara maju memang namanya infrastrukturnya harus dibangun apakah jalan tol, kereta api, pelabuhan, airport, yang memang pasti akan perlu waktu," ujarnya.
Dengan membangun infrastruktur, Indonesia akan meningkatkan daya saingnya sebagai negara besar, yang akan menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan efisiensi. Selain itu, proyek kereta cepat juga akan membantu mengurangi polusi udara dan menghemat penggunaan bahan bakar minyak.
Dalam konteks ini, perlu diakui bahwa Indonesia belum memiliki pengalaman dalam teknologi dan pembangunan kereta cepat sebelumnya. Oleh karena itu, diperlukan waktu, terutama untuk meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).