Suara.com - Keadaan darurat berpotensi menimbulkan permasalahan dan kendala-kendala pada kegiatan operasioal, sehingga perlu dilakukan kesiapan antisipasi sebelumnya agar kegiatan operasi tetap dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat melalui Integrated Terminal Jakarta Plumpang menyelenggarakan simulasi keadaan darurat sebagai antisipasi kesiapan keadaan darurat. Simulasi level 2 ini melibatkan warga dan aparat pemerintahan setempat serta kantor pusat Pertamina Patra Niaga
Pada kegiatan tersebut, turut berpartisipasi dari level top management yakni Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan, yang berperan sebagai Ketua Tim Penanggulangan Keadaan Darurat (TPKD) level 2.
Riva dan jajarannya turut memonitor dan mengatur penanggulangan krisis dari Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal) di level pusat. Sementara untuk level Region dipimpin oleh Executive General Manajer Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Deny Djukardi.
Selain melibatkan seluruh pekerja, simulasi ini juga melibatkan 100 orang warga terdekat dari fasilitas operasional perusahaan dan mengundang seluruh Stakeholder Integrated Terminal Jakarta, Plumpang di wilayah Jakarta Utara yang terdiri dari Pemerintahan Kota Jakarta Utara, Polres , Kodim 0502, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Sudin Perhubungan Jakarta Utara, Sudin Lingkungan Hidup, Sudin Kesehatan, Sudin Pemadam Kebakaran, Sudin Sosial, Satuan Polisi Pamong Praja, PMI Jakarta Utara, Camat Koja, Polsek Koja, Danramil 0502-01/Koja, Puskesmas Koja, Lurah Rawa Badak Selatan, RW 01, 04, 09, 10, 11 dan PT Elnusa Petrofin Depot Plumpang.
Skenario simulasi ini adalah terjadi kebakaran akibat kerusakan fasilitas Manifold Barat yang disebabkan oleh bencana gempa bumi saat penerimaan BBM dari kapal dan dilakukan latihan evakuasi masyarakat hingga lokasi berkumpul aman (Assembly Point) serta penempatan posko logistik, posko kesehatan, dan pusat informasi.
Simulasi yang dilakukan ini juga untuk mengevaluasi sarana dan fasilitas dalam kondisi darurat seperti alarm darurat, signal Handy Talky (HT), memastikan selang, hydrant, nozzle dan peralatan pemadam lainnya dapat berfungsi dengan baik.
Area Manager Communication, Relations & CSR, Eko Kristiawan menyampaikan bahwa simulasi ini merupakan komitmen Pertamina dari Level Top Management hingga pekerja untuk terus menjadikan aspek Health Safety Securitty and Environment sebagai perhatian utama dalam bekerja.
“Simulasi ini merupakan kesempatan yang baik dalam melakukan evaluasi tanggap keadaan darurat dari seluruh aspek, baik peralatan maupun sumber daya manusia. Kolaborasi dengan pihak-pihak yang memiliki pemahaman terkait prosedur penanganan keadaan darurat juga memegang peran penting. Harapannya, kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman seluruh pihak agar dapat mengantisipasi dan mengelola dampak insiden terhadap keselamatan, operasi, dan keberlanjutan bisnis," tutup Eko.
Baca Juga: Antusiasme Masyarakat Dunia Jelang Ajang Pertamina Grand Prix of Indonesia 2023