Suara.com - Saham platform video berbayar, Netflix harus mengalami paceklik di bursa dalam beberapa hari ke belakang. Imbasnya, tentu saja berpotensi mendatangkan kerugian bagi investor, termasuk penurunan tingkat kepercayaan terhadap pemilik Netflix.
Netflix merupakan perusahaan asal Amerika Serikat yang layanannya telah tersebar hingga ke lebih dari 200 negara. Pendiri sekaligus pemegang saham Netflix terbanyak saat ini masih Reed Hastings. Dia memiliki sekitar dua persen dari saham Netflix yang telah dibuka secara publik sejak 2002.
Hastings diketahui mendirikan Netflix pada tahun 1995. Ketika itu, Netflix hanya beroperasi sebagai layanan berlangganan DVD di Amerika Serikat. Kemudian, baru menjadi layanan streaming konten sejak 2007. Akan tetapi, Hastings mengundurkan diri sebagai co-CEO Netflix pada Januari 2023.
Perkembangan bisnis membuat Netflix mendirikan kantor cabang di banyak negara, salah satu di antaranya berada di Singapura yang berfungsi sebagai kantor pusat untuk layanan mereka di kawasan Asian Pacific atau APAC. Penanggung jawab untuk Netflix APAC saat ini diketahui bernama Tony Zameczkowski yang telah menjabat sejak April 2016.
Baca Juga: Ayah Mirna soal Jessica Wongso: Kami Tak Ingin Dia Dihukum Mati Biar Merasakan Derita
Selain Tony, di jajaran direksi Netflix APAC juga ada nama Zizi Ezlina yang menjadi koordinator public policy hingga Debra Richards yang menjadi director sekaligus production policy.
Nasib Saham Netflix
Seperti dilaporkan investing.com. saham Netflix Inc. (NFLX) turun 3,27% menjadi USD 373,32. Penurunan ini terjadi meskipun harga saham di pasaran secara umum naik, dengan Indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average masing-masing naik 0,52% dan 0,40%.
Nilai saham raksasa streaming video ini jauh lebih rendah dari rekor sebelumnya yakni USD 485 yang tercatat pada 19 Juli 2023 lalu. Dibandingkan dengan pesaingnya, kinerja Netflix tampak loyo. Pada hari Selasa, Apple (AAPL), Walt Disney (DIS), dan Comcast Corp (CMCSA) mendapatkan tren yang positif pada pergerakan saham masing-masing. Secara terperinci, kenaikannya sebesar +0.34%, +0.34%, dan +0.86%.
Kendati demikian, volume perdagangan Netflix yang mencapai 7,1 juta tetap membawa angin segar. Karena layanan serupa rata-rata hanya diakses 4,9 juta pengguna. Itu artinya, meskipun harga saham turun, lonjakan volume perdagangan ini menunjukkan tingginya minat investor terhadap saham perusahaan.
Menurut data InvestingPro, Kapitalisasi Pasar Netflix berada di USD 166,26 miliar. Kelipatan pendapatan ini dinilai cukup tinggi. Namun, pendapatan perusahaan telah melambat baru-baru ini dengan pertumbuhan pendapatan kuartalan sebesar 2,72% pada FY2023. Q2.
Disinggung dalam Ice Cold
Ayah dari Mirna Salihin, Edi Darmawan Salihin, menciptakan kehebohan setelah memberikan pernyataan kontroversial dalam wawancara di kanal YouTube Karni Ilyas.
Dalam satu kesempatan, Edi mengakui bahwa perannya dalam film tersebut hanya sebatas menjawab pertanyaan yang diajukan. Namun, ia menegaskan bahwa apa yang ditampilkan dalam film tidak sesuai dengan realitas yang sebenarnya.
Edi menyebut bahwa Netflix milik Jessica Wong dari Singapura. Meski belakangan tidak diketahui siapa Jessica Wong yang dimaksud.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni