Suara.com - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengakui masih ada warga Rempang, Batam yang masih belum mau pindah dari rumahnya. Misalnya, para emak-emak yang masih kukuh untuk tinggal di Pulau Rempang.
"Ada juga sekelompok ibu-ibu yang menyampaikan aspirasi untuk belum mau bergeser. Mereka masih ingin tetap di sana," ujar Bahlil dalam keterangannya, Minggu (8/10/2023).
Kendati begitu, dirinya tidak mempermasalahkan para warga yang belum setuju untuk bergeser ke lokasi yang ditetapkan. Sebab, menurutnya, Indonesia merupakan negara demokrasi, siapa saja bisa menyatakan pendapat.
Namun, Bahlil akan terus berusaha untuk meyakinkan ke warga Rempang yang belum ingin bergeser.
Baca Juga: Menteri Bahlil Sebut 70% Warga Rempang Mau Pindah ke Tanjung Banun
"Itulah negara kita negara demokrasi. Jadi justru di situ semakin meyakinkan kepada saya bahwa penting kami pemerintah terus melakukan komunikasi yang baik, sosialisasi yang baik," imbuh dia.
Sebelumnya, Bahlil menyebut 70 persen warga Pasir Panjang, Rempang, Batam bersedia pindah ke Tanjung Banun. Hal ini setelah dirinya menerima perwakilan warga Rempang di salah satu Masjid yang terletak di Tanjung Banun, Kota Batam pada Jumat (6/10) pekan kemarin.
"Saya menerima aspirasi dari Pasir Panjang. Dari saudara kita di Pasir Panjang sudah 70 persen mereka setuju untuk dilakukan pergeseran," ujar Bahlil dalam keterangannya, Minggu (8/10/2023).
Pasir Panjang merupakan salah satu dari lima kampung yang diprioritaskan untuk bergeser sehubungan dengan pembangunan Rempang Eco-City.
Tercatat sebanyak 150 Kepala Keluarga (KK) menempati kampung tersebut. Dari jumlah tersebut, 70 persen KK sudah bersedia bergeser namun sebagian masih diminta untuk melengkapi dokumen yang dibutuhkan.
Baca Juga: Apakah Trading Sama dengan Judi?