Suara.com - Kereta cepat Indonesia (Whoosh) menempuh Jakarta Bandung dengan jarak 142,3 km hanya dalam 46 menit saja. Bagaimana dengan tarifnya? Apakah paling murah? Berikut perbandingan tarif kereta cepat Indonesia dengan berbagai negara.
Anda perlu merogoh kocek kurang lebih Rp 250–350 ribu untuk naik Whoosh, Kereta Cepat Jakarta Bandung. Jika dibandingkan dengan kereta cepat dari negara lainnya, milik Indonesia bukanlah yang termurah. Bagaimana perbandingan tarif kereta cepat Indonesia dengan negara lain?
Perbandingan tarif kereta cepat di berbagai negara
Kereta cepat merupakan salah satu sarana transportasi yang menawarkan kecepatan, kenyamanan, dan efisiensi. Sebelum Indonesia, sudah ada beberapa negara tetangga yang memiliki kereta cepat. Namun, bagaimana dengan harganya?
Baca Juga: Jelang Rezim Berakhir, Jokowi Telah Tuntaskan 170 PSN Senilai Rp1.299 Triliun
1. China
Memiliki jaringan kereta cepat terpanjang di dunia, yaitu lebih dari 37.900 km yang menghubungkan lebih dari 550 kota di 33 provinsi. Kereta cepat China memiliki kecepatan hingga 350 km/jam dan menggunakan sistem tiket yang terdiri dari tarif dasar, tarif tambahan, dan biaya reservasi kursi.
Sebagai contoh, untuk rute Shanghai-Hangzhou yang memiliki jarak sekitar 200 km, tarif dasar untuk kursi kelas dua adalah sekitar 70 yuan atau sekitar Rp 150 ribu.
2. Korea Selatan
Kereta cepat Korea Selatan dengan nama KTX (Korea Train Express) mampu melaju dengan kecepatan hingga 305 km/jam.
Baca Juga: Kebanggaan Jokowi, Proyek Kereta Cepat Whoosh Baru Bisa Balik Modal 40 Tahun Kedepan
KTX menghubungkan Seoul dengan kota-kota besar lainnya seperti Busan, Daegu, Daejeon, dan Gwangju. KTX menggunakan sistem tiket yang terdiri dari tarif dasar dan tarif ekspres.
Sebagai contoh, untuk rute Seoul-Busan yang memiliki jarak sekitar 325 km, tarif dasar untuk kursi kelas dua adalah sekitar 51.800 won atau sekitar Rp 700 ribu.
Tarif ekspres adalah sekitar 8.000 won atau sekitar Rp 110 ribu.
3. Spanyol
Dikenal dengan nama AVE (Alta Velocidad Española), kereta api milik Spanyol ini melaju dengan kecepatan hingga 310 km/jam.
AVE menghubungkan Madrid dengan kota-kota besar lainnya seperti Barcelona, Sevilla, Valencia, dan Malaga. AVE menggunakan sistem tiket yang terdiri dari tarif dasar dan tarif fleksibel.
Sebagai contoh, untuk rute Madrid-Barcelona yang memiliki jarak sekitar 620 km, tarif dasar untuk kursi kelas dua adalah sekitar €43 atau sekitar Rp 750 ribu.
Tarif fleksibel adalah sekitar €10 hingga €60 tergantung pada waktu dan permintaan.
4. Jepang
Shinkansen atau bullet train milik Jepang mampu melaju dengan kecepatan hingga 320 km/jam. Shinkansen menghubungkan Tokyo dengan kota-kota besar lainnya seperti Osaka, Kyoto, Hiroshima, dan Fukuoka.
Shinkansen menggunakan sistem tiket yang terdiri dari tarif dasar dan tarif ekspres.
Sebagai contoh, untuk rute Tokyo-Osaka yang memiliki jarak sekitar 515 km, tarif dasar untuk kursi kelas dua adalah sekitar 8.750 yen atau sekitar Rp 1,1 juta. Sementara itu, tarif ekspres adalah sekitar 4.870 yen atau sekitar Rp 600 ribu.
5. Taiwan
Taiwan memiliki kereta cepat yang dikenal sebagai THSR (Taiwan High Speed Rail) yang mampu melaju dengan kecepatan hingga 300 km/jam.
THSR menghubungkan Taipei dengan Kaohsiung serta kota-kota utama lainnya di bagian barat Taiwan. THSR menggunakan sistem tiket yang terdiri dari tarif dasar dan tarif diskon.
Sebagai contoh, untuk rute Taipei-Kaohsiung yang memiliki jarak sekitar 345 km, tarif dasar untuk kursi kelas dua adalah sekitar 1.490 NTD atau sekitar Rp 700 ribu. Tarif diskon adalah sekitar 20% hingga 35% tergantung pada waktu dan permintaan.
Namun, tarif ini tentu saja harus disesuaikan dengan daya beli dan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Selain itu, faktor-faktor lain seperti kualitas layanan, keamanan, kenyamanan, dan efisiensi juga harus dipertimbangkan dalam menentukan tarif kereta cepat Whoosh.
Demikian informasi tentang perbandingan tarif kereta cepat Indonesia dengan berbagai negara. Dari perbandingan di atas, dapat disimpulkan bahwa tarif kereta cepat Whoosh termasuk murah dibandingkan dengan kereta cepat di negara lain.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri