Pertamina EP Rantau Field Ciptakan Ekosistem Inovasi Sosial Usaha Ramah Difabel Berkelanjutan

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 06 Oktober 2023 | 19:23 WIB
Pertamina EP Rantau Field Ciptakan Ekosistem Inovasi Sosial Usaha Ramah Difabel Berkelanjutan
Rumah Kreatif Tamiang juga memiliki sub-unit usaha Rumah Limbah.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Rumah Kreatif Tamiang telah menerapkan konsep ramah difabel, ramah lingkungan dan ramah energi. Program ini memiliki dua inovasi sosial yaitu Inovasi Bangkit Berdikari (Pengembangan Masyarakat Inklusi Tamiang berbasis Sociopreneurship, Edukasi, dan Lingkungan Lestari) di Tahun 2022 dan Setara Sejalan (Sistem Kewirausahaan Sosial Inklusif Berkelanjutan) di Tahun 2023.” kata Despredi Akbar ditulis Jumat (6/10/2023).

“Program Rumah Kreatif Tamiang ini diharapkan mampu menjadikan wadah kreatifitas Masyarakat Penyandang Difabel Aceh Tamiang untuk mengembangkan minat, bakat dan perekonomian mereka. Selain itu, program ini diharapkan mampu memberikan pandangan pada masyarakat, bahwasanya masyarakat difabel juga memiliki keahlian dan dapat memiliki kegiatan usaha,” pungkasnya.

Kepala Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Pembina Aceh Tamiang, Muttaqin menyampaikan bahwa kolaborasi dengan Pertamina EP Rantau dan stakeholder lainnya dalam pemberdayaan masyarakat difabel, merupakan sebuah titik temu pemecahan permasalahan sosial bagi masyarakat difabel.

“Kami, SLB sebagai lembaga pendidik formal dan Pertamina sebagai penyedia aksesibilitas usaha, merupakan kolaborasi yang apik dan sinergis, banyak alumni kami yang akhirnya tergabung Kelompok Rumah Kreatif Tamiang dan menjalankan usaha mulai dari bengkel, café, rumah limbah hingga baking. Dan beberapa kegiatan Pertamina melibatkan siswa kami untuk unjuk gigi tentang tari tradisional, band sampai pengembangan bank sampah,” ucapnya.

Dede Kurniawan (38), seorang tuna daksa yang menjadi Ketua Kelompok Bengkel Difabel di Rumah Kreatif Tamiang, mengatakan bengkel difabel membuka matanya bahwa dengan berbagai inisiatif serta penyesuaian, lingkungan yang ramah kepadanya seorang tuna daksa dan rekan difabel lainnya bisa dibentuk. Dede dkk bisa percaya diri hidup berdampingan serta merasa sejajar dengan manusia normal.

“Sejak 2021 sulit mencari pekerjaan dengan keterbatasan kondisi fisiknya, kini bisa membantu rekan-rekan sesama tuna daksa untuk mendapatkan pekerjaan,” katanya.

Dede mengaku sangat terbantu dengan adanya bengkel motor difabel yang jadi bagian dari Rumah Kreatif Tamiang karena dari segi ekonomi jauh berbeda dibandingkan jika membuka bengkel konvensional.

"Ekonomi bisa meningkat, banyak pelanggan di sini. Kita juga dapat bantuan setahun sekali seperti sparepart dan lainnya," katanya.

Yasir Muhammad (30), tuna rungu, bergiat di Inklusi Coffe di Aceh Tamiang. Kesehariannya sebagai petugas kebersihan di sekolah di Aceh Tamiang. Dia memang tidak bisa memilih pekerjaan yang diinginkan.

Baca Juga: BRI Gelar Gerakan Yok Kita Gas di Pasar Banjar

“Sudah mendapatkan rezeki dari bersih-bersih saja sudah syukur Alhamdulillah,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI