Suara.com - Profil anggota DPR RI dari Dapil 2 NTT, Edward Tannur disorot. Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini terseret kasus kriminal akibat sang anak diduga menjadi pelaku penganiayaan terhadap seorang perempuan bernama Dini Sera Afriyanti hingga tewas.
Dini Sera disebut-sebut merupakan pacar dari anak Edward. Penganiayaan yang dilakukan pun tak kalah keji, yakni memukul, menendang, hingga melindas dengan mobil.
Ketua DPP PKB Daniel Johan mengatakan, internal partai membahas, tetapi yang pasti PKB turut meminta Edward berempati dengan tanggung jawab. Hal itu disampaikan Johan ditanya mengenai apa langkah PKB terhadap Edward usai ramai pemberitaan mengenai anaknya.
"Sedang dibahas, tapi kita minta ikut bertanggung jawab dan menunjukkan empati dan perhatian sedalamnya kepada keluarga korban," kata Johan kepada Suara.com, Jumat (6/10/2023).
Baca Juga: Polisi Periksa Pacar Pengunjung Blackhole KTV yang Meninggal, Diduga Anak Anggota DPR RI
Melansir www.dpr.go.id. Edward Tannur merupakan anggota Komisi IV DPR RI. Dia merupakan putra daerah asli Atambua, Nusa Tenggara Timur. Lahir pada 2 Desember 1961, Edward menghabiskan masa sekolahnya di Atambua hingga duduk di bangku SMA. Dia kemudian merantau untuk menempuh pendidikan sarjana dan meraih gelar sarjana hukum dari Universitas PGRI Kupang pada 2009.
Baru berkuliah saat berusia 45 tahun ternyata Edward Tannur lebih dahulu menempa diri dengan sejumlah pengalaman bekerja. Dia tercatat pernah menjadi Ketua Tulip FC (2000 – 2004), Ketua Sasana Tulip (1997 – 2003), membua wirausaha jasa konstruksi (1983 – sekarang), dan Direktur Swalayan Tulip (1980 – sekarang).
Keaktifan di bidang olahraga turut membawa Edward Tannur menjadi Ketua Koni Kabupaten Timor Tengah Utara selama satu tahun pada 2004 – 2005. Sebelum berpolitik di kancah nasional, Edward juga lebih dulu menjadi anggota DPRD di Kabupaten Timor Tengah Utara pada 2005 dari PKB.
Mewakili PKB, Daniel Johan menyampaikan rasa bela sungkawa. "Cak Imin dan seluruh keluarga besar PKB berbela sungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya Dini Sera Afrianti (Andini). Semoga keluarga yang ditinggalkan tabah selalu, kami bersepakat pelaku harus mendapatkan hukuman yang setimpal," tutur Johan. Ia memastikan posisi PKB maupun Cak Imin sebagai Ketua Umum PKB berada di pihak korban.
"Cak Imin dan PKB pasti berdiri di pihak korban. Tidak ada tindakan kekerasan apalagi pembunuhan yang bisa dibenarkan, terlebih lagi kepada perempuan. Semoga Andini mendapat tempat terbaik di sisi Allah Tuhan YME. Amin," ujar Daniel.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni