Hadapi El Nino, Ditjen PSP Bangun Embung Geomembran di 3 Kecamatan di Tegal

Rabu, 04 Oktober 2023 | 08:54 WIB
Hadapi El Nino, Ditjen PSP Bangun Embung Geomembran di 3 Kecamatan di Tegal
Proses pembangunan embung geomembran. (Dok: Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pembangunan embung geomembran merupakan salah satu upaya Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) dalam mengatasi kekeringan akibat El Nino. Pembangunan dilakukan di tiga kecamatan di Kabupaten Tegal, yakni di Kecamatan Suradadi, Dukuhturi dan Kecamatan Bumijawa.

Ketua Poktan Rejo Sari, Desa Carul, Kecamatan Bumijawa, Muheni mengatakan, embung geomembran bantuan dari Ditjen PSP ini memiliki luas layanan 20 ha. Daerah ini layak dibangun embung untuk suplai pengairan lahan untuk peningkatan IP lahan.

"Luas layanan embung 20 ha, IP 1,75. Dengan adanya embung, maka diharapkan bisa mencapai IP 3. Sumber mata air dan run off dari limpasan air permukaan atau hujan," ujar Muheni, Jateng, Selasa (3/10/2023).

Selain itu, pembangunan embung geomembran juga merupakan upaya konservasi air yang tepat guna dan murah. Spesifik lokasi embung dapat mengatur ketersediaan air guna memenuhi kebutuhan air (water demand) pada tingkat usaha tani.

Baca Juga: Pastikan Ketersediaan Air Bersih di IKN, Brantas Abipraya Bangun Embung KIPP

"Embung ini bermanfaat dalam mendukung ketersediaan air sampai ke sawah-sawah kami," imbuhnya.

Sedangkan embung geomembran yang dikelola Poktan Karya Bakti Desa Bojongsana, Kecamatan Suradari diharapkan dapat memenuhi luas layanan minimal 38 ha pada komoditas tanaman pangan.

Rencana dimensi embung yang dibangun di desa ini memiliki panjang 25 m, lebar 20 m, dan kedalaman 2 meter, dengan sumber air dari runoff dan pembuangan air dari sungai pekijingan. Sementara embung yang dikelola Gapoktan Bina Tani Desa Sidokaton, Kecamatan Dukuhturi dapat memenuhi luas layanan minimal 20 ha, pada lahan komoditas tanaman pangan.

Embung merupakan sarana menyimpan air saat musim hujan dan dimanfaatkan saat MT 2. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Tegal, Agus Sukoco menjelaskan, pembangunan embung ini merupakan bantuan dari Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2023.

"Perubahan iklim (climate change) merupakan hal yang tidak dapat dihindari akibat pemanasan global (global warming). Kondisi ini tentunya sangat berdampak pada sektor pertanian, terutama pada produktifitas hasil pertanian, pasti akan turun," ujar Agus.

Baca Juga: Petani di Wajo Diminta Manfaatkan Embung untuk Hadapi El Nino

Agus mengungkapkan, kegiatan ini dilaksanakan secara swakelola oleh poktan melalui belanja bantuan pemerintah.

"Termasuk untuk pemasangannya yang dilakukan oleh poktan penerima bantuan," sambungnya.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menjelaskan, embung geomembran berfungsi menampung air dari mata air, curah hujan, sungai dan sumber air lainnya.

“Air yang ditampung dalam embung ini dimanfaatkan sebagai air irigasi suplementer pada musim kemarau atau El Nino seperti saat ini untuk budidaya komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan,” sebut Ali Jamil.

Tersedianya sumber air yang memadai, baik berupa aliran permukaan atau mata air yang ditampung dalam embung, kemudian dialirkan ke lahan pertanian.

"Air dari bangunan embung dengan menggunakan geomembran dapat memberikan suplesi air irigasi minimal seluas 5 Ha untuk sub sektor tanaman pangan, dan 3 ha untuk masing-masing sub sektor hortikultura, peternakan dan perkebunan," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI