Suara.com - Indonesia kekinian mengalami kekurangan talenta-talenta data center. Padahal, peluang ekonomi dari data center ini begitu besar, dan bisa berefek ke perekonomian nasional.
Data Center Business Vice President Schneider Electric Indonesia, Yana Haikal mengungkapkan, kekinian, kebutuhan talenta di bidang Teknologi Informasi Komputer/TIK nasional mencapai sekitar 9 juta orang dalam waktu 15 tahun sejak 2020 hingga 2035 atau sekitar 600 ribu talenta per tahun.
"Jika industri data center membutuhkan 1% saja per bulan, berarti dibutuhkan 500 talenta yang bersertifikasi. Sedangkan hal ini masih belum dapat dipenuhi oleh suplai tenaga kerja yang ada di pasaran (Indonesian Data Center Provider Organization/IDPRO)," ujarnya yang dikutip, Selasa (3/10/2023).
Sementara itu, data center nasional terus mengalami peningkatan permintaan volume dan kualitas layanan dari pelanggan seiring dengan tumbuhnya penggunaan teknologi digital, dukungan pemerintah, dan kemudahan akses infrastruktur telekomunikasi – termasuk meningkatnya kebutuhan untuk smart industry dan smart building dengan kendali jarak jauh berbasis internet.
Volume diharapkan tumbuh dari USD 2,06 miliar pada tahun 2023 menjadi USD 3,98 miliar pada tahun 2028, dengan pertumbuhan tahunan rata-rata (CAGR) sebesar 14,09% selama periode perkiraan 2023-2028.
Yana melanjutkan, berdasarkan laporan dari Uptime Institute mengindikasikan bahwa pada tahun 2025, setidaknya dibutuhkan 2,3 juta staf untuk menjalankan dan mengelola data center secara global, dengan permintaan yang sebagian besar berasal dari perusahaan raksasa internet dan penyedia layanan colocation di Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika.
"Schneider Electric menawarkan serangkaian solusi dan layanan untuk data center, termasuk jaringan data center, infrastruktur, keberlanjutan, dan pendinginan. Schneider Electric juga secara aktif melakukan kerjasama lintas sektor, termasuk dengan pemerintah, swasta, asosiasi, individu, dan media untuk menawarkan berbagai solusi yang dapat membantu mengatasi kekurangan talenta data center," imbuh Yana.
Untuk menjembatani kesenjangan talenta data center, perlu dilakukan beberapa langkah berikut ini:
1. Rangkul gig economy
Baca Juga: Schneider Electric Luncurkan Panduan Pengelolaan Data Center oleh Kecerdasan Buatan
Gig economy, atau bisa dibilang pekerjaan lepas, saat ini dengan cepat mendapatkan popularitas dan menjadi lebih umum di seluruh dunia. Sesuai berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik), pekerja lepas telah mencapai 46,47 juta orang atau sekitar 32% dari total angkatan kerja yang mencapai 146,62 juta jiwa pada Februari 2023.