LPDB-KUMKM Dukung Program Hilirisasi Komoditas Pangan dari Koperasi Sektor Riil

Jum'at, 29 September 2023 | 13:45 WIB
LPDB-KUMKM Dukung Program Hilirisasi Komoditas Pangan dari Koperasi Sektor Riil
Direktur LPDB-KUMKM, Supomo, dalam sebuah kesempatan. (Dok: Kemenkop dan UKM)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM), Supomo mengatakan pihaknya mendukung penuh program pemerintah hilirisasi komoditas pangan dari koperasi sektor riil. Hal ini dilakukan di Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Brebes yakni hilirisasi komoditas bawang merah Koperasi Pemasaran Unit Desa (KPUD) Wanasari dan PT Sinergi Brebes Inovatif.

Menurutnya, dukungan LPDB-KUMKM dalam hal ini adalah memberikan penyaluran dana bergulir sebesar Rp1,08 miliar kepada KPUD Wanasari untuk meningkatkan nilai tambah komoditas bawang merah menjadi produk turunan seperti bawang goreng, bawang crispy, pasta bawang, dan tepung bawang.

Selain itu, program hilirisasi dilaksanakan untuk menjaga stabilitas harga dan inflasi bawang merah di sepanjang tahun. Supomo menambahkan, pembiayaan yang diberikan tersebut sebagai yang perdana untuk mendukung program hilirisasi komoditas bawang merah.

Kedepan, pihaknya siap memberikan dukungan pembiayaan lainnya untuk investasi berupa penyediaan alat produksi atau lainnya.

Baca Juga: LPDB-KUMKM Luncurkan Serial Film Senandika untuk Menarik Minat Generasi Muda Berkoperasi

"LPDB juga bisa menyiapkan pendanaan untuk modal kerja dan untuk investasi, kita bisa indirect loan kepada PT Sinergi Brebes Inovatif melalui koperasi di Wanasari ini," ujar Supomo.

Sementara itu, Ketua KPUD Wanasari, Jauhari mengapresiasi dukungan dalam upaya optimalisasi hasil produk pertanian bawang merah dari KemenkopUKM dan LPDB-KUMKM serta Bank Indonesia. Saat ini pihaknya sedang mengupayakan untuk menciptakan produk turunan bawang merah dalam bentuk tepung.

Menurut Jauhari, dari hasil uji coba produksi tepung bawang merah yang telah dilakukan ternyata peminat dari luar negeri terutama Uni Eropa sangat besar. Namun sayangnya, KPUD Wanasari bersama PT Sinergi Brebes Inovatif terkendala oleh peralatan yang digunakan untuk memproduksi tepung bawang merah.

"Kami butuh bantuan dari pemerintah terutama untuk kebijakan yang mendukung kami seperti kebijakan pupuk murah, kebijakan pemasaran. Tapi kami juga butuh mesin untuk pembuat tepung bawang sebab Uni Eropa apa-apa sekarang membutuhkan dalam bentuk tepung," ucap Jauhari.

Menteri Koperasi (Menkop) dan UKM Teten Masduki mengatakan, petani bawang merah perlu meningkatkan produktivitas dan terkonsolidasi melalui wadah koperasi agar pengendalian harga saat panen raya atau masa paceklik bisa teratasi dengan baik.

Baca Juga: Wujudkan Tata Kelola yang Prudent, LPDB-KUMKM Suntik Modal KospinMu Surya Mentari

“Untuk meningkatkan kesejahteraan petani bawang merah di sini, maka perlu bagi petani untuk terkonsolidasi dalam sebuah koperasi, ini diperlukan sebagai jalan tengah dari produktivitas yang masih rendah karena luasan lahan tanam yang mayoritas masih kecil,” kata Menteri Teten.

Ia yakin,i dengan bersatu dalam wadah koperasi, para petani bawang merah akan lebih mudah mendapatkan akses pembiayaan hingga kemudahan mendapatkan akses pasar. Di mana koperasi akan berperan sebagai offtaker sehingga hasil panen para petani bisa langsung dibeli oleh koperasi.

"Ini tidak bisa kita lakukan sendiri-sendiri kalau lahan kita di bawah dua hektare, harus dikonsolidasikan dalam skala usaha yang luas melalui koperasi agar skala produksi besar dan lebih efisien. Kita tidak boleh lagi membiarkan petani perorangan, kita bisa membangun corporate farming meski tanah sempit melalui koperasi," tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI