Suara.com - Pemilik Evergrande Xu Jiayin dikabarkan telah ditangkap polisi karena persoalan utang perusahaan yang mencapai ribuan triliun. Persoalan utang Evergrande ini telah membuat pasar properti China gelap gulita.
Mengutip laporan Bloomberg Rabu (27/9/2023) miliarder tersebut ditahan di bawah "pengawasan perumahan", yang tidak berarti dia telah ditangkap atau didakwa melakukan kejahatan.
Utang Evergrande yang sangat besar telah berkontribusi terhadap makin parahnya krisis pasar properti di negara tersebut, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya dampak global.
Evergrande resmi mengumumkan kebangkrutan. Hal ini terjadi setelah perusahaan itu mengalami gagal bayar sebesar US$ 340 miliar atau sebesar Rp 4.400 triliun pada tahun 2021 lalu.
Baca Juga: Sinopsis Love is an Accident, Kisah Xing Fei Masuk ke Dunia Kolosal
Evergrande mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 15, yang memungkinkan pengadilan AS untuk turun tangan ketika kasus kebangkrutan melibatkan negara lain. Bab 15 kebangkrutan dimaksudkan untuk membantu mempromosikan kerja sama antara pengadilan AS, debitur, dan pengadilan negara lain yang terlibat dalam proses kebangkrutan lintas batas.
Kebangkrutan Evergrande menjadi pukulan baru bagi sektor real estat China yang telah lama dilihat sebagai mesin pertumbuhan vital di ekonomi terbesar kedua di dunia. Bahkan, menyumbang sebanyak 30% dari PDB negara tersebut.
Memang Evergrande bermasalah sejak tahun 2021. Namun gagalnya perusahaan bertahan dua tahun terakhir menjadi "kejutan baru" di tengah rusaknya hubungan pemilik rumah dan sistem keuangan di negara itu.