Suara.com - Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia Syahrul Yasin Limpo (SYL) potensi krisis pangan global bisa menimbulkan banyak permasalahan bagi masyarakat dunia. Ia menilai, kinerja sektor pangan bisa berpengaruh terhadap sektor-sektor lainnya.
”Kalau pangan tidak tersedia, kondisi pemerintahan bisa tidak stabil. Masalah politik juga akan terjadi,” sebut SYL saat menghadiri Global Conference on Sustainable Livestock Transformation yang diadakan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) di Roma, Italia pada 25 September 2023 pagi waktu setempat.
Dalam Konferensi tersebut, Mentan SYL berbicara pada panel high-level bersama dengan Menteri dan Perwakilan Tingkat Tinggi dari negara Uruguay, Somalia dan Australia.
Pada konferensi yang diadakan pertama kali oleh FAO tersebut, Mentan SYL juga menekankan pentingnya kerja sama dunia pada sektor pangan, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan global saat ini.
Baca Juga: Bapanas Diminta Kembangkan Supplay Chain Management Komoditas Pangan Nasional
”Semoga pertemuan ini bisa menjawab kegelisahan yang dirasakan banyak dunia terhadap berbagai tantangan, termasuk potensi krisis global dunia,” ungkap SYL.
Untuk itu, dirinya menilai perlu ada paradigma baru dalam pengelolaan pangan di tingkat global. SYL berharap FAO bisa mengambil peran dalam hadirnya paradigma baru itu.
”Konferensi ini harus bisa menghasilkan rekomendasi yang bisa dibawa dan diimplementasikan oleh negara-negara yang menjadi peserta konferensi ini,” tuturnya.
Selain paradigma baru dalam pengelolaan pangan, SYL juga meminta adanya arah yang jelas tentang pengolahan, terutama menyangkut industri hilir.
”Tidak hanya pada produksi, tapi kita perlu pikirkan hilirisasinya. Produk-produk yang dihasilkan harus mendapatkan pasar yang jelas,” tegas SYL.
Baca Juga: Lesti Kejora Diangkat Jadi Duta Petani Milenial, Banjir Hujatan Netizen
SYL mewakili pemerintah Indonesia terpilih menjadi salah satu pembicara pada konferensi ini untuk sesi “Policy for Sustainable Livestock Transformation”. Indonesia disebut telah berhasil dalam pengendalian HPAI atau Higly Pathogenic Avian Influenza. FAO berharap praktik yang telah dijalankan oleh Indonesia dapat turut dipelajari dan diadopsi oleh negara-negara lain.
Pada saat memberikan sambutan pembuka, Direktur Jenderal FAO Qu Dongyu menyebutkan dunia membutuhkan solusi dan rencana aksi atas permasalahan yang dihadapi oleh sektor pangan, terutama industri peternakan.
”Kita harus bersama-sama memperbaiki masalah. Tidak hanya komplain, kita butuh solusi. Dengan alasan itulah konferensi ini didesain,” ujar Qu.
Forum Global Conference on Sustainable Livestock Transformation merupakan forum internasional yang diorganisir oleh FAO untuk menyediakan platform bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk saling berbagi pengetahuan, meningkatkan kesadaran, dan menetapkan prioritas dalam transformasi sistem peternakan berkelanjutan.