Sementara itu, untuk Limbah Medis, melalui anak usahanya Siloam mendaur ulang limbah medis seperti jarum suntik, botol kimia, dan kantong infus.
Semua limbah medis daur ulang disterilkan terlebih dahulu sesuai dengan standar peraturan. Siloam pun mengembalikan obat kadaluarsa ke vendor farmasi.
LPKR juga membuka kerja sama dengan pihak ketiga dalam program daur ulang limbah. Sebagai contoh, di Kawasan Lippo Village, perseroan berkolaborasi dengan start-up pengelolaan sampah, Rekosistem.
Pengelola Lippo Village melaksanakan proyek percontohan pemilahan dan daur ulang sampah.
Program percontohan ini memberi pandangan yang lebih jelas tentang jenis sampah anorganik yang dihasilkan di kawasan dan memungkinkan LPKR memperbesar tingkat daur ulang di properti komersial utama dan sekolah.
Pada akhir tahun 2022, terjadi peningkatan lokasi yang berpartisipasi dalam proyek ini, yaitu dari 4 lokasi di tahun 2021 menjadi 13 lokasi.
Melalui inisiatif ini, total sampah anorganik yang didaur ulang pada tahun 2022 sebesar 9.455 kg, serta mencapai tingkat konversi 92% untuk sampah terpilah seperti kertas, karton, kaca, plastik, baja, dan limbah elektronik.
John mengatakan bahwa LPKR berkomitmen untuk menciptakan lingkungan hidup yang bersih dan berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan.
Pengelolaan limbah sangat penting mengingat volume limbah yang dihasilkan dari kegiatan operasional bisnis, serta aktivitas pelanggan dan penyewa.
Baca Juga: Pasar Rumah Tapak Bertumbuh, LPKR Diversifikasi Produk
"Pendekatan LPKR terhadap pengelolaan limbah mencakup memaksimalkan efisiensi sumber daya, mengurangi timbulan limbah, dan meningkatkan tingkat daur ulang untuk mendukung ekonomi sirkuler." pungkas John.