Suara.com - Saat menghadiri Agrostandar Satu Tahun BSIP Kementan, di Lapangan BB Biogen Komplek BSIP Cimanggu, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (21/9/2023), anggota Komisi IV DPR RI, Endang Setyawati Thohari menyatakan, menyambut baik upaya Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementan dalam memperkuat hilirisasi produk pertanian. Dia berharap, apa yang dilakukan kementan bisa berdampak besar terhadap kemajuan dan kesejahteraan petani Indonesia.
"Saya menyambut positif kehadiran BSIP sebagai instrumen standarisasi produk hilirisasi. Kebetulan saya lama di litbang jadi saya sangat menghargai peran BSIP untuk menambah kesejahteraan petani kita. Jadi saya mensuport sekali penguatan hilirisasi ini," ujarnya.
Selama ini, kata Endang, produk hilirisasi Indonesia belum tersentuh secara optimal, mengingat banyaknya pengembangan yang dilakukan jajaran kementan. Namun setelah adanya BSIP produk yang memiliki potensi ekspor, maka hal ini dapat dikembangkan secara cepat.
"Bagaimanapun juga hilirisasi kita harus kita kembangkan karena banyak sekali hasil-hasil penelitian kita yang sudah bagus dan belum dimanfaatkan secara optimal. Apalagi kita memiliki teknologi yang mumpuni," katanya.
Baca Juga: Gerak Cepat, Kementan Optimalisasi Pasokan Air untuk Bantu Kekeringan di Indramayu
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan bahwa kehadiran BSIP harus mampu menjaga produk pangan Indonesia jauh lebih aman serta memiliki kualitas tinggi dan siap memenuhi pasar ekspor.
"Oleh karena itu, standardisasi menjadi penting sebagai pintu masuk kita untuk memperkuat ekspor. Jadi apa yang dilakukan BSIP merupakan tugas dan fungsi yang sangat penting untuk Indonesa ke depan," katanya.
Sebelumnya, Mentan SYL melepas ekspor mangga gedong gincu 700 kilogram ke Arab Saudi. Di saat yang sama, Mentan juga melepas ekspor ayam KUB sebanyak 5000 DOC ke Timor Leste.
Kegiatan ini merupakan rangkaian puncak satu tahun berdirinya Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementan, sejak lahirnya Perpres 117 tahun 2021.
Menurut SYL, ekspor kali ini sangat membanggakan karena mangga yang dikirim merupakan hasil petani binaan BSIP Kementan yang sudah melewati proses standarisasi tinggi sehingga mampu menembus pasar luar negeri.
Baca Juga: Kementan Gandeng UGM untuk Pengujian Produk Alsintan
Apalagi kata dia, mangga yang dikirim merupakan mangga berkualitas yang sudah terbebas dari lalat buah dan partikel penyakit lainya. Sementara untuk DOC KUB merupakan ayam kampung unggul yang dilepas kementan melalui SK Mentan No. 768.
"Saya kira, peran BSIP ini sangat penting karena berkaitan dengan peningkatan ekspor. Apalagi kuta memiliki beberapa komoditas hasil binaan BSIP diantaranya pisang Kepok tanjung yang juga di ekspor sebanyak 40 ton dengan nilai transaksi 80.000 dolar AS ke Malaysia. Ada juga buncis dan selada air sebanyak 467 kilogram dengan nilai ekspor sebesar 1500 dolar AS," katanya.
Kepala BSIP Kementan, Fadjri Djufri mengatakan bahwa selama berdiri BSIP berhasil meningkatkan standar komoditas pertanian Indonesia untuk kebutuhan pasar ekspor. Selain itu BSIP juga menerima penyerahan 3 SNI dari BSN dan menyelesaikan LSPro yang akan diserahkan ke Komite Akreditasi Nasional (KAN).
"Dalam waktu dekat kita akan segera menyelesaikan LSPro perkebunan, tanaman pangan, peternakan, hortikultura dan LSPro utama kita yaitu LSPro personal sebagai ukuran kekuatan SDM yang kita miliki," jelasnya.