Suara.com - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyindir PT Pertamina (Persero) yang memiliki nafsu kuda tenaga ayam dalam hal menggarap sumur-sumur migas.
Menurut Bahlil, banyak proyek-proyek Pertamina yang pengelolaannya tidak optimal.
"Ada Pertamina ga disini? Kerja yang kongkrit-kongkrit saja, jangan semua dikuasai sumur-sumur minyak, tapi produksinya tidak maksimal," kata Bahlil saat menghadiri The International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2023 atau ICIUOG 2023 di Nusa Dua, Bali, Rabu (20/9/2023).
Menurut Bahlil, Pertamina sebaiknya memberikan kesempatan ke pengusaha-pengusaha nasional untuk menggarap sumur-sumur minyak yang dikuasai Pertamina namun belum tergarap dengan baik.
Baca Juga: Sri Mulyani ke Pemain Migas: Habiskan Uang Anda di Bali
"Kalau bisa diprioritaskan ke pengusaha-pengusaha nasional, kalau tidak bisa baru dikasih ke yang lain," kata Bahlil.
Perhelatan ICIUOG 2023 yang digelar Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas ini diharapkan bisa ikut mendorong peningkatan investasi di sektor hulu migas serta pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Peningkatan produksi migas membutuhkan investasi, berdasarkan data SKK Migas, dalam tiga tahun terakhir, nilai investasi di sektor hulu migas terus mengalami kenaikan.
Tahun ini, investasi di hulu migas ditargetkan mencapai US$15,5 miliar atau lebih tinggi 26 persen dibanding realisasi 2022.
Target tersebut juga tercatat n lebih tinggi dibanding pertumbuhan investasi global yang sebesar 6,5 persen. Meski iklim investasi terus membaik, Indonesia masih harus bersaing dengan negara-negara lain dalam menarik investor.
Peningkatan investasi akan mendorong kegiatan operasional hulu migas yang lebih masif, sehingga kegiatan seperti workover, well service, pemboran eksplorasi dan pemboran eksploitasi akan terus tertambah.
Mengusung tema “Advancing Energy Security through Sustainable Oil and Gas Exploration and Development”, penyelenggaraan ICIUOG 2023 tidak hanya menyoroti isu-isu seputar kegiatan usaha hulu migas.
Konvensi bertaraf internasional ini juga berupaya mencari solusi terkait pelaksanaan kegiatan operasi yang rendah karbon sehingga industri hulu migas bisa turut berkontribusi dalam pencapaian target Net Zero Emission di Indonesia.
Solusi tersebut diharapkan bisa sejalan dengan upaya meningkatkan produksi migas nasional demi tercapainya target produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD).
Selain itu, peluang-peluang terkait penerapan Carbon Capture Storage/Carbon Capture, Utilization and Storage (CCS/CCUS) di Indonesia turut dijajaki.