Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif buka suara soal prediksi cadangan nikel RI yang berpotensi akan habis 15 tahun lagi.
Dia bilang saat ini Indonesia memiliki cadangan nikel mencapai 5,3 miliar ton, dengan potensi yang terhitung hingga 17 miliar ton.
"Jadi kalau pemakaian produksi setahun, kan dibagi dua satu limonit satu saprolit. Rata-rata saja. Jadi kalau 5 miliar ton ini kalau dengan kapasitas yang sama 15 tahun, tapi kalau bisa kembangkan potensi ini bisa panjang," jelas Arifin, dikutip Senin (18/9/2023).
Mengingat umurnya yang singkat, Arifin mewanti-wanti untuk tidak boros dalam memanfaatkan nikel. Meski begitu, ia menyebut eksplorasi bakal tetap dilakukan.
Baca Juga: Menteri ESDM: Vale Sepakat Serahkan Divestasi Saham 14 Persen ke Indonesia
"Nah, ke depan kan industri baja ini bisa ada industri recycle, bisa top up jadi makin panjang lah (umur cadangan nikel). Cuma kita jangan boros," tandasnya.
Sementara itu, klaim Kementerian ESDM soal 'kiamat' nikel Indonesia dibantah Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia.
Menurut Bahlil, belum ada kajian teknis soal sisa umur cadangan nikel tanah air. Bahlil tak sepakat jika cadangan nikel Indonesia diklaim hanya tersisa 15 tahun lagi.
Ia menduga, ungkapan tersebut hanya persepsi.
"Jadi, saya tidak yakin 15 tahun. Masih banyak. Di Papua itu masih banyak nikel, jadi saya pikir bahwa apa yang dikhawatirkan 15 tahun itu tidak benar," ucapnya di sela-sela acara Investortrust Future Forum, Selasa (29/8/2023).
Baca Juga: Ini Sektor Industri yang Bikin Asing Kepincut Tanam Duit di RI