Suara.com - Beragam hasil menjahit peserta pelatihan menjahit bagi penyandang disabilitas ditampilkan bersama dalam inagurasi SCUBA (Skill Up Incubator) di Fablab Jababeka.
Acara yang diselenggarakan PT Jababeka Tbk ini merupakan acara puncak rangkaian dari program SCUBA yang diikuti oleh 19 peserta dari 2 batch yang dimulai 20 Juni-21 Agustus 2023 sebanyak 26 kali pertemuan dengan total 104 jam.
Acara inagurasi SCUBA berlangsung meriah di mana menampilkan hasil jahitan peserta berupa tas, blouse, kemeja, rok, dan celana panjang.
Para peserta menampilkan jahitannya dengan melakukan fashion show di hadapan para tamu, yakni perwakilan Kepala Bappeda Kabupaten Bekasi, perwakilan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bekasi, Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HDWI) Kab Bekasi Rani Mei Lestari, perwakilan tenant Kawasan Industri Jababeka Dexa Group dan PT Mane Indonesia, SLB Wijaya Kusumah serta puluhan tamu yang merupakan para ibu Ketua PKK Desa sekitar Kawasan Industri Jababeka.
Dijelaskan Head of city council Jababeka Mayjen TNI (Purn) Sumardi, SCUBA merupakan program peningkatan kapasitas masyarakat di sekitar Kawasan Industri Jababeka melalui pemberian pelatihan keterampilan dan kewirausahaan.
Di mana peserta yang berpartisipasi tidak hanya berasal dari desa sekitar Jababeka, melainkan juga penyandang disabilitas yang berasal di luar kawasan Jababeka, seperti Cibitung dan Tambun.
Karena itu, usai pelatihan selesai pihaknya berharap ilmu yang didapat para peserta selama pelatihan bisa berdampak besar dan bermanfaat dalam mewujudkan masyarakat yang mandiri, berdaya saing serta berkualitas, termasuk bagi penyandang disabilitas.
"Kami juga berharap ilmu yang telah diberikan bisa terus dilatih dan diaplikasikan bagi pengembangan keterampilan yang berpotensi untuk menambah penghasilan. Dan kami harap keterampilan mereka nantinya juga dapat dilirik oleh dunia industri," ungkap Sumardi, ditulis Kamis (14/9/2023).
Untuk mencapai tujuan tersebut, Jababeka memberikan mesin jahit portable, kain dan peralatan menjahit lainnya kepada 19 peserta yang telah mengikuti pelatihan menjahit.
Baca Juga: Penumpang Disabilitas Dapat Diskon Tarif Kereta Api 20%, Begini Caranya
Semata agar mereka bisa terus melatih ilmu jahitnya dan digunakan untuk membuat hasil jahitan berupa baju atau celana,, atau membuka usaha orderan jahit di rumah. Sehingga – pada akhirnya – bisa menambah penghasilan dan membantu juga meningkatkan ekonomi sekaligus kemandirian mereka.
Menanggapi hal itu, Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HDWI) Kab Bekasi Rani Mei Lestari, menyampaikan, rasa terima kasih sekaligus apresiasi kepada Jababeka yang telah memfasilitasi penyandang disabilitas di Kabupaten Bekasi sehingga mendapatkan pelatihan keterampilan menjahit.
Hasilnya sendiri luar biasanya di mana para peserta bisa memproduksikan hasil jahitan mereka – mulai dari baju, blouse, hingga celana panjang, yang ditampilkan dalam kegiatan inagurasi.
"Kita lihat sendiri saat inagurasi, hasil-hasil dari jahitan mereka. Artinya mereka betul-betul mendapat pelatihan dan menguasai ilmu yang diberikan dalam pelatihan tersebut," ungkap kata wanita yang juga merupakan sekretaris umum Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) ini.
Ia pun berharap kegiatan pelatihan yang dilakukan bukan akhir dari kerja sama dengan HDWI sehingga ada kegiatan lain yang tetap berfokus pada kemandirian dan pemberdayaan bagi penyandang disabilitas. Sehingga, mereka bisa memiliki kehidupan yang layak dan Kabupaten Bekasi semakin ramah bagi penyandang disabilitas dan inklusif.
Ditempat terpisah, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bekasi Endin Samsudin menyampaikan hal senada. Ia menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Jababeka yang telah memberikan pelatihan menjahit sekaligus memberikan bantuan mesin jahit dan bahan serta alat pendukungnya.
Ia berharap program ini terus berlanjut ke kawasan lain tak hanya memberikan pelatihan saja, tapi pembinaan secara intensif, termasuk pemasaran produknya dibantu oleh Jababeka.
"Pelatihan ini sudah berjalan dengan baik, harapan besar kami, ke depan bekerja sama dengan Pemkab Bekasi, program ini tidak hanya berhenti warga di sekitar kawasan Jababeka saja. Karena, untuk warga difabel di hampir 23 kecamatan di Kabupaten Bekasi ada warga difabel. Sehingga bisa meringankan beban dan mereka bisa kelak mandiri," kata Endin Samsudin.