Suara.com - General Manager PT PLN Indonesia Power (IP) PGU Suralaya Irwan Edi Syahputra Lubis memastikan PLTU Suralaya memastikan pengelolaan emisi dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan raihan proper emas yang didapatkan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Berdasarkan laporan KLHK pada lima tahun terakhir, tuturnya, PLTU Suralaya secara konsisten mengelola emisi hingga mendekati 100%. Pada PLTU tersebut, sudah terpasang alat Electrostatic Precipitator/ESP serta Continuous Emission Monitoring System/CEMS.
"Kami juga memanfaatkan Fly Ash and Bottom Ash/FABA dari PLTU guna menggerakkan roda ekonomi masyarakat serta membangun infrastruktur desa di sekitar PLTU. Seperti halnya untuk pembangunan jalan, jembatan, paving untuk pencegah banjir, dan tetrapod untuk penahan abrasi," ujar Lubis yang dikutip, Rabu (13/9/2023).
PLTU Suralaya, lanjut Lubis, memiliki berbagai inovasi sehingga dapat menjalankan proses bisnisnya dengan baik.
Baca Juga: PLN Indonesia Power Raih NKO 102,78 di Semester I 2023
PLTU Suralaya dalam mengoperasikan pembangkit, paparnya, menjunjung tinggi prinsip Enviromental, Social and Governance (ESG) sehingga PLTU Suralaya sangat memperhatikan emisi gas buang dari pembangkit.
Dalam hal perolehan Proper Emas dari KLHK, menurut Lubis, PLN IP sebagai pengelola telah menerapkan 9R yaitu konsep Refuse, Rethink, Reduce, Reuse, Repair, Refurbish, Remanufacture, Repurpose, Recycle, dan Recover.
"Konsep ini menjabarkan sinergitas upaya pencegahan hingga pengolahan ekses industri," kata dia.
Inovasi yang dilakukan pengelola, paparnya, terbukti tidak hanya berdampak pada kinerja perseroan saja, efek yang lebih luas juga dirasakan masyarakat. “Itu upaya optimalisasi inovasi yang kami lakukan,” terangnya.
Selain itu, pengelola juga secara aktif juga memastikan ekosistem di sekitar area pembangkit terjaga dengan baik. Indeks Keanekaragaman Hayati terjaga pada level 2-3, yang berarti ekosistem stabil atau tidak ada tekanan pada ekosistem. Langkah tersebut dilakukan dengan membangun penangkaran hewan terancam punah dan melakukan penanaman mangrove.
Baca Juga: Jadi Pembangkit Hybrid, PLTU Jawa 9 & 10 Gunakan Amonia Hijau dan Hidrogen
Menurut Lubis, inovasi yang dijalankan perseroan saat ini sudah ideal karena tidak hanya memberikan dampak positif bagi bisnis perseroan saja, namun juga dapat dirasakan oleh lingkungan dan masyarakat luas.
"Yang tidak kalah penting, inovasi juga harus berpihak kepada khalayak ramai, bukan hanya kepentingan bisnis semata dan menurut saya aspek-aspek itu telah dipenuhi perseroan," pungkas dia.