Suara.com - Pemerintah berencana untuk menerapkan sistem gaji tunggal atau single salary bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada tahun 2024. Sistem ini merupakan bagian dari reformasi gaji aparatur sipil negara (ASN) yang menjadi agenda prioritas pemerintah. Namun, apa sebenarnya gaji tunggal itu dan apa untung ruginya bagi PNS?
Gaji Tunggal (Single Salary) PNS
Single salary atau gaji tunggal adalah sistem penggajian PNS model baru yang menghapus komponen tunjangan-tunjangan yang ada selama ini.
Nantinya PNS hanya menerima gaji pokok, tetapi jumlahnya diperbesar. Dengan skema gaji tunggal seperti itu, maka, tunjangan anak dan istri, tunjangan kesehatan, tunjangan beras, dan tunjangan lainnya sudah terhitung dalam komponen gaji pokok.
Baca Juga: 5 Perbedaan CPNS dan PPPK: Status, Hak, Masa Kerja hingga Besaran Gaji
Sistem gaji tunggal ini tentu akan didasarkan pada atau grade (nilai) atau bibit kinerja jabatan. Gaji akan dihitung sesuai dengan beban kerja, jabatan, bobot, dan capaian kinerja PNS.
Tentu saja, perhitungan gaji sangat erat kaitannya dengan penilaian kinerja dan kesejahteraan pegawai. Kriteria ini akan membuat para aparatur ini bersaing untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Untung Rugi Gaji Tunggal (Single Salary) PNS
Sistem gaji tunggal atau single salary bagi PNS tentu memiliki untung rugi bagi para penerima maupun pemberi. Berikut adalah beberapa untung rugi yang sebaiknya Anda tahu.
Keuntungan gaji tunggal (single salary) PNS
Baca Juga: Fakta-fakta Bos Taspen Diduga Gelapkan Uang PNS Rp 300 Triliun
- Membuat PNS lebih fokus pada kinerja dan profesionalisme daripada sekadar mengejar tunjangan.
- Mengurangi disparitas atau ketimpangan penghasilan antara golongan-golongan PNS.
- Mempermudah urusan administrasi dan pengawasan penggajian PNS.
- Meningkatkan motivasi dan loyalitas PNS terhadap negara dan masyarakat.
- Menghemat anggaran negara yang selama ini banyak dialokasikan untuk tunjangan-tunjangan PNS.
Kerugian gaji tunggal (single salary) PNS
- Menghilangkan insentif bagi PNS yang memiliki tanggungan keluarga besar atau biaya hidup tinggi.
- Menimbulkan kecemburuan sosial bagi PNS yang memiliki jabatan rendah atau kinerja kurang baik.
- Menuntut penyesuaian gaya hidup bagi PNS yang terbiasa dengan tunjangan-tunjangan yang besar.
- Memerlukan sistem penilaian kinerja yang objektif, transparan, dan akuntabel agar tidak menimbulkan kecurangan atau manipulasi.
- Membutuhkan sosialisasi dan edukasi yang intensif bagi PNS agar dapat menerima dan mengimplementasikan sistem baru ini.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri