Suara.com - Gooyear Tire & Rubber, produsen ban berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) para karyawan dalam rangka rasionalisasi dan reorganisasi tenaga kerja. Setidaknya ada 1.200 karyawan di Eropa, Timur Tengah, Afrika.
Seperti dilansir dari Reuters, Senin (11/9/2023), rencana PHK ini diputuskan, setelah aktivis investor Elliott Investment Management mengkritik Goodyear imbas mismanajemen. Selain itu, produsen ban itu dinilai tertinggal dibanding pesaingnya Michelin dan Bridgestone.
Melihat kondisi itu, Elliott yang juga sebagai pemegang 10% saham Goodyear didorong untuk melakukan peninjauan operasional dan penjualan tokonya.
Di samping itu, Goodyear menilai upaya PHK ini bisa menghasilkan penghematan signifikan dari 2024 hingga 2025. PHK ini dilakukan saat perusahaan berupaya merampingkan bisnisnya dan memperbaiki struktur biayanya.
Baca Juga: Kisah Buruh Korban PHK yang Bertahan Hidup dari Barang Bekas, Sampaikan Harapan ke GGB
Aksi PHK ini bisa berdampak pada total biaya sebelum pajak antara USD 210-230 juta pada 2025. Perusahaan berharap, bisa menginformasikan investor mengenai rencana yang lebih luas pada kuartal IV.
Sementara, dalam Laporan keuanganya, Goodyear mengalami kerugian 73 sen per saham pada kuartal II, dan laba sebesar 58 sen per saham pada tahun sebelumnya.