Suara.com - PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) akan melaksanakan penerbitan Obligasi Berkelanjutan I MNC Energy Investments Tahap I Tahun 2023 (Obligasi) dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya sebesar Rp500 miliar, sebagai bagian dari program Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I MNC Energy Investments yang menargetkan penghimpunan dana segar hingga Rp1 triliun.
Mengutip keterangan resmi emiten tambang batu bara milik Hary Tanoesoedibjo itu, Jumat (8/9/2023) perseroan juga akan menerbitkan Sukuk Wakalah Berkelanjutan I MNC Energy Investments Tahap I Tahun 2023 (Sukuk Wakalah) dengan jumlah dana modal investasi sebanyak-banyaknya sebesar Rp250 miliar, dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan Sukuk Wakalah Berkelanjutan I MNC Energy Investments dengan target dana yang dihimpun sebesar Rp500 miliar.
Rencananya, dana hasil penerbitan 2 surat utang itu akan digunakan untuk modal kerja, sepertti melakukan perdagangan batu bara, pembayaran fasilitas pinjaman, serta pemberian pinjaman kepada PT Bhakti Coal Resources (BCR) untuk mempercepat pengembangan usaha entitas anak di sektor pertambangan batu bara.
Untuk itu, IATA dibantu PT KB Valbury Sekuritas dan PT MNC Sekuritas bertindak selaku Penjamin Pelaksana Emisi melakukan penawaran awal mulai tanggal 07 - 20 September 2023.
Baca Juga: Keberadaan 8 Perusahaan Stockpile Batu Bara Diprotes Warga Desa Sukanegara
Jika OJK menerbitkan pernyataan efektif penawaran surat utang ini pada tanggal 27 September, maka masa penawaran umum mulai tanggal 29 September - 03 Oktober 2023.
Sementara itu, hingga 30 Juni 2023, IATA mencatatkan utang bank jangka pendek senilai USD10,391 juta dan utang bank yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun senilai USD15,33 juta.
Dampaknya, IATA mengeluarkan beban keuangan senilai USD606,92 ribu.