Suara.com - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) tengah masif mengerjakan proyek tambang Tembaga Tujuh Bukit yang berada di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Proyek ini diklaim mengandung Sumber Daya Mineral 1,71 miliar ton bijih dengan kadar 0,47% tembaga dan 0,50 g/t emas yang mengandung sekitar 8,1 juta ton tembaga dan 27,4 juta ounces emas, termasuk Sumber Daya Terindikasi 442 juta ton dengan 0,60% tembaga dan 0,66 g/t emas.
Kandungan bijih kelas dunia tersebut dapat dibandingkan dengan Tambang Tembaga Emas Batu Hijau di Sumbawa dan Tambang Grasberg di Kabupaten Mimika, Papua.
Proyek ini dikerjakan oleh anak usaha MDKA yakni PT Bumi Suksesindo (BSI). Perseroan sendiri berharap aktivitas penambangan dapat mulai beroperasi pada 2026 atau 2027.
Baca Juga: Emiten Tambang Sandiaga Uno Lagi Gencar Cari 'Harta Karun' Selain Emas
Direktur BSI Boyke Poerbaya Abidin mengatakan bahwa proyek tambang tembaga ini untuk menggantikan tambang emas yang berdasarkan hasil studi bakal habis pada 2026 mendattang.
“Kemudian nanti kami akan lanjutkan dengan proyek underground sendiri untuk tembaganya, copper. Itu yang ada potensi di area Tujuh Bukit. Jadi setelah tambang emas, kita akan lanjutkan ke tambang copper, tembaga,” ujarnya di Banyuwangi, Kamis (7/9/2023).
Suara.com pun berkesempatan untuk menengok progres pembangunan proyek tambang tembaga bawah tanah yang memiliki kedalaman 1.890 meter horizontal tersebut. Terlihat dua orang pekerja tengah bertugas untuk mengamati dan memastikan keamanan di sekitar area.
Studi kelayakan Pemerintah Indonesia untuk proyek tersebut telah selesai dan disetujui pada pertengahan 2022. Merdeka Copper Gold menargetkan proses perizinan lingkungan dapat selesai pada 2023 dan pembangunan dapat dimulai pada awal 2024.
Boyke menjelaskan perusahaan telah melakukan investasi signifikan terhadap proyek, termasuk untuk menjalankan eksplorasi sepanjang 1.890 meter, pengeboran penentu sumber daya, pemodelan geologi, dan studi teknis yang sedang berlangsung melalui sejumlah kerjasama dengan pihak perbankan.
Baca Juga: Golkar Klaim RK Makin Dekat Jadi Cawapres Ganjar, Sandiaga: Saya Tak Pikirkan Jabatan
Sehingga dia percaya diri waktu operasi proyek Tembaga Tujuh Bukit dapat berusia hingga 30 tahun.
Merujuk pada hasil Pra-Studi Kelayakan Proyek Tembaga Tujuh Bukit, potensi proyek tambang bawah tanah ini memiliki kapasitas produksi 24 juta ton bijih per tahun dan dapat memberikan maksimal produksi 112.000 ton tembaga dan 366 ribu ounce emas dalam konsentrat per tahun.
“Underground project ini targetnya adalah memproduksi copper. Cadangannya kelas dunia. Jangka waktu operasinya akan 20 sampai 30 tahun,” katanya.
Boyke menyebut proyek tambang tembaga ini telah menelan biaya hingga mencapai US$ 150 juta. Ia pun memprediksi kebutuhan dana untuk pengerjaan proyek ini akan semakin besar kedepannya.
"Capex untuk pekerjaan underground ini, yang jelas sekarang aja sampai hari ini sudah sampai US$ 150 juta-an. Ke depannya kita juga membutuhkan Capex yang cukup besar," ujarnya.