Suara.com - Berbagai inisiatif mengatasi dampak perubahan iklim terus dijalankan. Untuk merehabilitasi dan mencegah kerusakan lingkungan pesisir, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel, berkolaborasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) RI, mengajak generasi muda untuk peduli masalah lingkungan melalui penanaman mangrove.
Aksi peduli lingkungan ini yang dilaksanakan di Ketapang Urban Aquaculture, Tangerang, Banten meliputi penanaman 15.000 bibit mangrove di lahan seluas 3 hektar, pelepasliaran mimi (horseshoe crab/ belangkas), pembagian 400 bibit pohon produktif dan aksi sosial kepada masyarakat.
Dalam kegiatan untuk memperingati Hari Mangrove Sedunia, HUT Kemerdekaan RI dan Hari Maritim Nasional ke-59 ini, Harita Nickel berkolaborasi dengan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM) dan para pelajar Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Mauk, Tangerang, Banten.
Ketua Bidang IV OASE-KIM/ penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenko Marves Devi Luhut Panjaitan turut hadir dan berinteraksi dengan puluhan pelajar yang meramaikan acara.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Sekretaris Kemenko Marves Ayodhia G. L. Kalake, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan (PLK) Kemenko Marves Nani Hendiarti dan Penasihat Khusus Menko (PKM) Marves Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio.
Dalam sambutannya, Deputi PLK Nani Hendiarti menekankan pentingnya para siswa mempelajari pelestarian lingkungan sejak dini melalui kurikulum sekolah.
“Hal ini akan lebih bagus lagi jika sekolah memasukkan kegiatan menanam pohon seperti mangrove atau pohon-pohon produktif lainnya dalam kegiatan rutin sekolah. Ini dapat menjadi inisiasi dini revolusi mental, agar menjaga kelestarian alam menjadi bagian dari budaya kita,” pesan Nani ditulis Jumat (8/9/2023).
Mangrove menjadi penting karena tidak hanya menjaga pesisir dari bencana alam, tapi juga berfungsi menjadi sumber kehidupan dan makanan biota laut lainnya seperti ikan, udang dan kepiting.
Disinilah peran perempuan terhadap keberhasilan program rehabilitasi mangrove juga tidak bisa dianggap enteng. Saat ini, ibu-ibu nelayan dengan pembinaan PKK ikut menanam mangrove dan mengolah produk mangrove menjadi sirup, kerupuk, pewarna batik dan lain sebagainya.
Baca Juga: 200 Pelajar Tangerang Ikut dalam Konservasi Mangrove Kerja Bersama Hijaukan Indonesia
Head of Community Affairs Harita Nickel Latif Supriadi menyampaikan dukungan agar anak-anak dapat lebih peduli lingkungan termasuk satwa yang hidup didalamnya.