Suara.com - Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagyo menilai penghentian empat Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) belim ampuh mengurangi Polusi Udara. Nyatanya, polusi udara di Jakarta tetap tinggi dan mengantui pernapasan warganya.
Agus memaparkan bahwa sudah banyak penelitian yang menyebutkan sektor transportasi sebagai penyebab utama memburuknya kualitas udara di Jakarta. Tercatat, sektor tersebut menyumbang tidak kurang dari 44% polutan di Jakarta.
Hal tersebut juga diperkuat dari sumber data kualitas udara Jakarta. Menurut www.iqair.com, catatan data polusi udara Jakarta tidak mengalami perubahan yang signifikan, bahkan cenderung ke semakin memburuk sejak 29 Agustus, yang mana beberapa unit PLTU Suralaya sudah pada kondisi shutdown.
Namun demikian, terpantau pada 4 September siang, atau saat diberlakukan WFH dan rekayasa lalu lintas, indeks kualitas udara menjadi kategori sedang dengan level 112.
Baca Juga: 99 PLTU Batu Bara Mau Ikut Perdagangan Karbon Tahun Ini
"Membaik karena kebijakan WFH dan rekayasa lalu lintas," ujar Agus yang dikutip, Selasa (5/9/2023).
Selain itu, Agus menegaskan bahwa pemerintah tidak boleh salah mengidentifikasi penyebab utama polusi udara. "Saya selalu berpendapat bahwa PLTU milik pemerintah bukan lah penyebab utama polusi," kata dia.
Pada masalah polusi udara di Jakarta, Agus meminta pemerintah untuk mengambil langkah-langkah berupa solusi strategis yang tepat. Dia juga menyarankan agar masyarakat bersabar sambil terus mengurangi pemakaian kendaraan pribadi agar emisi yang dikeluarkan juga berkurang.
Agus memaparkan, semua solusi terkait polusi udara membutuhkan perencanaan dan penelitian yang cermat.
"Identifikasinya harus tepat. Jika kita ingin menyelesaikannya dengan cepat, itu hanya sebatas mimpi," imbuh dia.
Baca Juga: 4 PLTU Berhenti Operasi, Polusi Udara di Jakarta dan Sekitarnya Masih Parah
Bahkan terkait dengan isu polusi udara di Jakarta, Agus juga mencurigai bahwa ada pihak yang mencoba memanfaatkan untuk menyerang beberapa PLTU yang berlokasi di barat Pulau Jawa. "Isu ini bisa menjadi perbincangan hangat di media massa karena ada agenda setting," kata dia.
Dia menambahkan, PLTU milik pemerintah sudah terpasang alat-alat canggih yang mampu menyedot debu emisi. "Sehingga jika beterbangan pun tidak akan sampai Jakarta. Lagian arah angin pada bulan-bulan ini juga enggak mengarah ke Jakarta," pungkas dia.