Suara.com - Kereta Cepat Jakarta Bandung belakangan jadi perbincangan karena dirasa akan menjadi solusi mobilitas cepat dari ibu kota ke area Jawa Barat. Namun demikian tidak sedikit daftar gangguan/eror Kereta Cepat hingga kini yang harus jadi perhatian untuk publik.
Sejak awal pembangunannya, proyek ini memang sudah menyita perhatian publik karena pembengkakan biaya. Namun hal ini sedikit teredam karena secara resmi perjalanan telah dibuka, dan mulai bisa dinikmati oleh masyarakat luas untuk tahap uji coba.
Tahap uji coba sendiri diberlakukan untuk melakukan penyempurnaan, dan deteksi pada gangguan/eror yang mungkin masih muncul.
Daftar Gangguan/Eror Kereta Cepat
Baca Juga: 5 Tips Menghadapi Gangguan Kecemasan, Batasi Konsumsi Gula!
1. Pencurian Baut dan Kabel
Beberapa waktu menjelang peresmiannya, proyek ini diketahui harus mengalami kejadian tidak menyenangkan. Terjadi pencurian baut dan kabel tembaga dari kawasan proyek pada Juni 2023 lalu, dan pelaku berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian.
Komplotan ini melibatkan sekitar enam orang, dan berhasil ditangkap tidak lama setelah aksinya yang dapat meningkatkan risiko kerugian dan bahkan kecelakaan.
2. Tiang Sempat Roboh
Hal ini terjadi pada Desember 2021 lalu, dan diketahui lewat video yang beredar di dunia maya. Robohnya tiang tersebut diklaim akibat adanya pergeseran alignment pekerjaan pilar di salah satu lokasi proyek, yang akhirnya diinstruksikan untuk dibongkar dan dibangun kembali.
Baca Juga: Uji Coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung, KCIC Siapkan Kanal Berbayar dan Gratis
3. Struktur Tanah di Area Proyek
Karena melewati berbagai medan, muncul risiko pada struktur tanah di beberapa lokasi. Pada salah satu kesempatan, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan kekhawatirannya pada banyaknya tanah lempung di lokasi proyek yang dapat meningkatkan risiko keselamatan.
4. Kebutuhan Listrik yang Besar
Kereta Cepat Jakarta Bandung ini sendiri membutuhkan daya sekitar 260 mega volt ampere dalam operasionalnya. Dengan kebutuhan listrik sebesar ini, disediakan empat pasokan traksi tegangan tinggi 150 kV, satu depo tegangan menengah, dan empat pasokan stasiun.
Tentu biaya operasional yang dikeluarkan juga akan cukup besar, maka tak heran harga tiket yang diberikan cukup tinggi.
5. Pantograf Rawan Gangguan
Pantograf sendiri adalah media yang menjadi sumber penggerak kereta cepat ini. Alat ini akan terhubung dengan Listrik Aliran Atas, sehingga kebersihannya perlu selalu dijamin. Dengan laju mencapai 350 km/jam, gangguan pada pantograf akan meningkatkan risiko keselamatan dan memicu berhentinya operasional dari kereta cepat ini.
6. Akses ke Stasiun Minim
Hingga saat ini keluhan utama dari publik adalah bahwa akses ke stasiun tujuan dan asal masih sangat terbatas. Bukan menghemat waktu, perjalan ke stasiun ini justru memerlukan menit yang tidak sedikit. Ini mengapa idealnya diberikan sarana feeder yang dapat menghubungkan berbagi lokasi strategis dengan stasiun keberangkatan kereta.
Kontributor : I Made Rendika Ardian