Investasi dan Perdagangan Urat Nadi Ekonomi ASEAN

Minggu, 03 September 2023 | 09:39 WIB
Investasi dan Perdagangan Urat Nadi Ekonomi ASEAN
Ketua ASEAN-BAC Arsjad Rasjid saat berbicara di depan delegasi negara-negara Asia Tenggara di Semarang pada Sabtu (19/8/2023). [Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid menyatakan, investasi dan perdagangan sebagai urat nadi perekonomian negara-negara ASEAN harus dikelola secara bersama-sama untuk menciptakan kemakmuran.

“Kita tidak bisa berdiri sendiri, ASEAN harus menyadari kekuatan dan potensi investasi yang dimiliki untuk makin memantapkan posisi ASEAN sebagai surga investasi global,” kata Arsjad pada pembukaan ASEAN Investment Forum 2023 di Hotel Sultan, Sabtu (2/9/2023).

Hadir pada acara itu, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn, Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia Tengku Zafrul Aziz, Menteri Keuangan dan Ekonomi Brunei Darussalam Awang Haji Mohd Amin Liew Abdullah, serta Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia dan Pasifik (ESCAP) Armida Salsiah Alisjahbana.

Arsjad mengungkapkan, kawasan Asia Tenggara memiliki potensi dan peluang investasi sangat menjanjikan di bidang pertanian dan pangan, ekonomi digital, kesehatan swasta-publik, kendaraan listrik, pasar karbon, dan sistem pembayaran QT regional.

Baca Juga: Wuling Air ev Jadi Kendaraan Resmi Para Delegasi KTT ASEAN 2023

Potensi dan peluang yang dimiliki, menjadikan ASEAN sebagai target investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) dan menunjukkan peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Pada 2010, FDI di Asia Tenggara hanya sekitar US$23 miliar. Jumlah itu melonjak menjadi US$ 47 miliar pada 2021.

“Selain potensi investasi, Asia Tenggara juga memiliki keunggulan berupa sumber daya energi alam yang besar, untuk memenuhi permintaan energi global,” kata dia.
Di sisi ekonomi digital, ASEAN juga mengalami pertumbuhan signifikan. Pada 2022, ekonomi digital ASEAN tercatat mencapai US$ 194 miliar dan diproyeksikan berkembang menjadi US$ 330 miliar pada tahun 2025.

Arsjad mengatakan, dengan potensi dan peluang investasi yang ada, ASEAN memiliki fundamental ekonomi yang kuat untuk pembangunan berkelanjutan.

ASEAN-BAC secara konsisten terus mendorong Forum Investasi ASEAN atau ASEAN Investment Forum dapat memperkuat fundamental ekonomi tersebut untuk menjadikan kawasan ASEAN sebagai surga Investasi global.

Baca Juga: 3 Tips Investasi Emas bagi Pemilik Gaji Kecil, Bisa Dicoba

Di bawah kepemimpinan Indonesia, lanjutnya, ASEAN-BAC telah melakukan roadshow ke negara-negara ASEAN dan mitra eksternal, seperti Inggris, Jepang, Korea Selatan, Australia, Kanada, dan Tiongkok untuk menawarkan potensi dan peluang investasi di ASEAN.

“Kami meyakinkan para pemimpin dan pengusaha bahwa ASEAN wajib diperhitungkan karena memiliki fundamental ekonomi yang kuat, dan ASEAN Investment Forum 2023 dapat dijadikan momentum untuk memperkuat posisi ASEAN sebagai surga investasi global,” ujarnya.

Dia menambahkan, ASEAN Investment Forum 2023 diselenggarakan untuk menampilkan peluang investasi ASEAN yang juga berkontribusi bagi pembangunan inklusif dan berkelanjutan.

Sementara itu, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, dalam sambutan saat meresmikan ASEAN Investment Forum 2023, menyampaikan di tengah kondisi dunia yang tidak dalam keadaan baik-baik saja akibat ketegangan geopolitik dan perubahan iklim, ASEAN menjadi harapan.

Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan ASEAN menjadi cakrawala bagi pemulihan ekonomi global dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 3,8%. Angka tersebut, di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global yang mencapai 2,6%.

Selain itu, ASEAN juga menunjukkan pertumbuhan FDI. Ketika FDI global turun, ASEAN justru mencatat sejarah pertumbuhan FDI tertinggi, yakni penerima FDI terbesar kedua di dunia.

Meski demikian, Bahlil menyampaikan ASEAN sebagai sentra pembangunan ekonomi global yang inklusif, harus mendorong investasi untuk pembangunan yang berkelanjutan.

"Aliran investasi ke ASEAN sangat massif, namun tujuan kita bukan meningkatkan nominal, melainkan bagaimana investasi tersebut dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan khususnya SDGS dan rakyat dapat menikmati hasil dari investasi," ujar Bahlil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI