Pupuk Kaltim pun melibatkan berbagai pihak pada proses pengujian efektivitas kitosan, seperti Laboratorium Pengujian Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (LP-PBBI) dan Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, untuk memastikan produk memenuhi standar mutu dan efektivitas dalam merangsang pertumbuhan tanaman.
"Produk pupuk cair ini telah lulus uji kualitas hingga efektivitas, untuk meningkatkan hasil produksi mulai awal pertumbuhan tanaman hingga pengurangan intensitas hama dan penyakit," lanjut Sugeng.
Selanjutnya produk amplang dan lada bubuk AIKO, merupakan UMKM binaan di sektor makanan olahan yang juga telah mendapat sertifikasi halal dari MUI.
Usaha binaan ini memproduksi makanan kering berupa amplang dengan dua jenis varian rasa, yaitu amplang rasa original dengan amplang rasa lada hitam.
Produk lain AIKO yakni lada putih dan lada hitam bubuk, yang berasal dari perkebukanan Mahalona Luwu Timur Sulawesi Selatan.
Produk lada ini memiliki keaslian citarasa dengan kualitas istimewa, berbeda dengan perkebunan merica pada umumnya yang berada di dataran rendah dengan kadar air kurang hingga mengalami kekeringan dan gagal panen.
"Kedua produk ini sengaja difasilitasi Pupuk Kaltim, melihat hasil produksi yang telah teruji dengan kualitas yang sangat baik. Hal ini agar UMKM binaan Pupuk Kaltim dapat terus tumbuh dan berkembang seiring makin dikenal oleh pasar," terang Sugeng.
Kedepan, Pupuk Kaltim akan terus berfokus terhadap pengembangan UMKM lokal agar lebih berdaya saing, sehingga mampu menembus potensi pasar yang jauh lebih besar.
Langkah ini sesuai amanat Kementerian BUMN terkait tiga sasaran utama implementasi TJSL Perusahaan, yakni pendidikan, lingkungan dan penguatan UMKM.
Baca Juga: Bus Listrik Pupuk Kaltim Mejeng di Peresmian BRT Bandung Raya
Kesinambungan promosi dan peningkatan kapasitas mitra binaan akan terus diperkuat Pupuk Kaltim bagi seluruh usaha binaan, agar seluruh produk yang dihasilkan memenuhi standar mutu sebagai jaminan untuk mendapatkan kepercayaan konsumen.