Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan proyeksi peningkatan produksi minyak dan gas bumi (migas) pada tahun 2024 dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI.
Arifin menyampaikan, "Terdapat potensi tambahan produksi minyak bumi tahun 2024 sebesar 10.762 barel minyak per hari (bopd)," saat rapat tersebut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/8/2023).
Dikutip dari Antara, sejumlah sumber potensi peningkatan tersebut termasuk dari proyek kondensat Tangguh T3 yang diperkirakan naik sekitar 1.400 bopd (proses peningkatan produksi hingga mencapai produksi penuh di tahun 2024), optimasi pengembangan lapangan Pertamina Hulu Kalimantan Timur yang mengalami peningkatan sekitar 1.635 bopd (dari 945 bopd di tahun 2023 menjadi 2.580 bopd di tahun 2024).
Selanjutnya, proyek optimasi lapangan Sanga-Sanga juga diantisipasi akan memberikan tambahan sekitar 2.451 bopd (naik dari 6.345 bopd di tahun 2023 menjadi 8.796 bopd di tahun 2024).
Baca Juga: Para Menteri Energi ASEAN Kumpul Bareng, Apa Hasilnya?
Selain itu, produksi di Lapangan Forel diperkirakan akan meningkat sebesar 1.200 bopd (dalam proses peningkatan produksi dan akan beroperasi penuh di tahun 2024), serta kontribusi dari kegiatan pengeboran di Lapangan Haur Gede sekitar 1.569 bopd.
Arifin juga menyampaikan bahwa potensi peningkatan produksi gas bumi di tahun 2024 diperkirakan sekitar 329,78 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Potensi peningkatan tersebut termasuk dari peningkatan produksi proyek Tangguh T3 sebesar 200 MMSCFD (proses peningkatan produksi hingga mencapai produksi penuh di tahun 2024), serta peningkatan dari proyek optimasi fasilitas produksi North Kutai Lama sekitar 5,19 MMSCFD, proyek optimasi fasilitas Bangkudulis sekitar 4 MMSCFD, dan proyek optimasi fasilitas produksi Anoa Hub sekitar 14,37 MMSCFD.
Dalam kesempatan yang sama, Arifin juga mengungkapkan bahwa dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024, asumsi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) diestimasi sebesar 80 dolar AS per barel.
Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi harga minyak termasuk pertumbuhan ekonomi global yang melambat dengan inflasi tinggi di beberapa negara dan krisis geopolitik Rusia-Ukraina yang masih berlangsung.
Baca Juga: Tangki Gas Meledak di Jatisampurna Tewaskan 1 Pekerja, PT Migas Ungkap Kronologis Awal
Arifin juga menyampaikan bahwa volume lifting minyak dan gas bumi di tahun 2024 diusulkan masing-masing sebesar 625.000 bopd dan 1,03 juta barel setara minyak per hari (boepd).
Terkait dengan volume Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dalam RAPBN 2024, direalisasikan sebesar 19,58 juta kiloliter (kl), terdiri atas minyak tanah sebesar 0,580 juta kl dan minyak solar sebesar 19 juta kl.
Arifin menekankan bahwa kebijakan subsidi BBM adalah memberikan subsidi tetap untuk minyak solar dan minyak tanah serta melanjutkan road map registrasi konsumen pengguna BBM.
Selanjutnya, volume elpiji 3 kilogram (kg) diusulkan direalisasikan sebesar 8,03 juta metrik ton. Hal ini didasarkan pada realisasi hingga Juli 2023 dan proyeksi untuk tahun 2023.