Suara.com - Tinggal di pedesaan bukan halangan untuk berwirausaha. Salah satu jenis wirausaha yang kini populer dan menjanikan adalah budidaya lebah madu. Lantas berapa modal usaha madu dan akumulasi keuntungannya?
Di Jawa Tengah, budidaya lebah madu klanceng ini dijajal oleh sekelompok warga Desa Kebonrejo, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang. Madu jenis ini di samping mendatangkan manfaat ekonomi juga bermanfaat bagi kesehatan. Melansir jatengprov.go.id, peternak lebah bisa memperoleh keuntungan hingga Rp6 juta sebulan dari seratus kotak rumah lebah.
Ketua Kelompok Tani Gubug Klanceng, M Haris menyebutkan, satu kotak rumah klanceng mampu menghasilkan madu rata-rata 120 cc per bulan. Madu murni kemudian dijual seharga Rp125.000. Sedangkan membuat satu kotak rumah lebah membutuhkan modal kurang-lebih Rp150.000.
“Jika ada 100 kotak dengan modal Rp15 juta, maka pendapatan yang diperoleh rata-rata Rp6 juta per bulan,” katanya.
Baca Juga: Panen Madu Gala-gala di Padang
Hari menerangkan, Kelompok Tani Gubug Klanceng dibentuk sejak November 2014 dengan jumlah anggota saat ini tercatat 29 orang.
Hasil madu rata-rata 600 mililiter per tahun dengan masa panen sekitar tiga sampai empat bulan. “Hasil panen madu dari lebah-lebah saya sebanyak 50 liter perbulan, dengan harga Rp350.000 per liter. Jadi pendapatan saya setiap bulan rata-rata Rp17.500.000,” ujarnya.
Usaha madu juga digeluti oleh Kelompok Usaha Mandiri di Desa Sungai Rambai, Kecamatan Senyerang, Kabupaten Tanjungjabung Barat, Jambi. Kelompok ini memulai budidaya lebah sejak 2020. Kini kelompok yang memiliki 11 anggota ini telah mengelola 2.000 kotak lebah jenis Apis Mellifera.
“Rata-rata sebulan yang terjual 1,5 ton, sehingga sisanya masuk stok di gudang,” ujar Ketua Kelompok Tani Lebah Usaha Mandiri, Wanudin seraya menambahkan rata-rata dalam sebulan kelompok ini membukukan omzet puluhan juta dengan harga rata-rata Rp40.000 – Rp70.000 per kilogram.
Sejak sebulan lalu kelompok mereka telah membuka cabang pemasaran di Kota Batam, Kepulauan Riau. Melalui kantor pemasaran di luar daerah ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan dan harga juga yang lebih tinggi. “Di Batam prospeknya masih bagus, dan harga jualnya masih tinggi. Tapi karena kita masih baru belum mampu menyerap semua produksi,” ujarnya.
Baca Juga: Insomnia? Coba Konsumsi 6 Jenis Minuman yang Bisa Bikin Tidur Kamu Nyenyak
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni